Internasional
Siapa Reza Pahlavi? Sosok Putra Mahkota Iran yang Ajak Rakyat Gulingkan Rezim Ayatollah

Kaltimtoday.co - Putra Mahkota Iran, Reza Pahlavi, tengah menjadi perbincangan internasional. Sosoknya menjadi sorotan luas setelah secara terbuka menyerukan perlawanan terhadap pemerintahan Ayatollah Ali Khamenei, menyusul serangan Israel terhadap Iran pada Jumat (13/6/2025).
Reza Pahlavi menyebut rezim Iran saat ini tengah lemah dan terancam perpecahan. Dalam pernyataannya, ia meminta rakyat Iran segera bersatu demi merebut kembali masa depan bangsa.
“Iran adalah milik rakyat, dan saatnya bangsa Iran mengambilnya kembali. Saya bersama kalian. Tetaplah teguh, dan pada saatnya, kita akan menang,” katanya, seperti diberitakan France24 pada Senin (16/6/2025).
Selain meminta rakyat turun tangan, Reza juga mendesak kalangan militer dan aparat keamanan untuk melepaskan dukungannya kepada rezim dan setia pada bangsa. Tak hanya kepada rakyat Iran, putra mahkota juga meminta masyarakat internasional segera menghentikan dukungannya terhadap pemerintahan Iran yang dianggap tidak lagi sah.
Lantas, siapakah sebenarnya Reza Pahlavi?
Profil Reza Pahlavi
Reza Pahlavi lahir di Teheran pada 31 Oktober 1960, sebagai putra sulung dari Mohammad Reza Shah dan Permaisuri Farah Pahlavi. Ia dinobatkan sebagai putra mahkota pada 1967, ketika ayahnya masih menjadi penguasa Iran.
Namun, Revolusi Iran pada 1979 kemudian menggulingkan monarki dan keluarga kerajaan terpaksa hidup di pengasingan.
Pada usia 17 tahun, Reza Pahlavi melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat, belajar menjadi pilot jet tempur di Pangkalan Angkatan Udara Reese, Texas. Setelah itu, ia menyelesaikan studi di University of Southern California dan meraih gelar di bidang ilmu politik.
Perjuangan di Pengasingan
Meskipun hidup di luar Iran sejak 1979, Reza Pahlavi tak pernah melupakan tanah airnya. Selama lebih dari empat dekade, ia terus aktif menyuarakan prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia.
Reza kerap bertemu tokoh-tokoh internasional, pembuat kebijakan, dan aktivis demi mendorong terciptanya pemerintahan yang adil dan damai di Iran. Dalam visi perjuangannya, monarki bukanlah tujuannya; Reza Pahlavi lebih memilih Iran menjadi sebuah republik demokratis dan sekuler.
Selain aktif bergelut di dunia internasional, Reza juga menulis tiga buku yang tengah menjadi rujukan penting tentang kondisi Iran. Dalam buku-bukunya, Reza menekankan pentingnya pendekatan damai dan non-kekerasan demi mencapai pemerintahan yang berdasarkan pada keadilan dan kebebasan.
Kehidupan Pribadi
Reza Pahlavi menikah pada 1986 dengan Yasmine Etemad-Amini. Pasangan ini dikaruniai tiga putri: Noor, Iman, dan Farah. Yasmine, yang merupakan seorang ahli hukum dan aktivis, pernah bekerja di Children's Law Center, Washington, DC, dan mendirikan sebuah yayasan demi membantu anak-anak Iran.
Bersama keluarganya, Reza aktif mendukung gerakan demokrasi dan kerap tampil di konferensi, diskusi, dan kegiatan internasional demi masa depan Iran. Dalam visi kepemimpinannya, kesetaraan gender juga menjadi aspek penting, dan putri-putrinya nantinya dapat menjadi penerus apabila terjadi transisi pemerintahan yang demokratis.
[RWT]
Related Posts
- HTS Pastikan Perdana Menteri Mohammed al-Jalali Tetap Pimpin Pemerintahan Sementara Pasca Jatuhnya Rezim Assad
- Kemenlu Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Palestina karena Situasi Keamanan
- Iran Luncurkan 180 Rudal ke Israel Setelah Pasukan Darat Israel Masuk Lebanon
- Donald Trump Ancam Hancurkan Iran Berkeping-keping Jika Terbukti Terlibat dalam Upaya Pembunuhannya
- Hamas Bunuh Sandera Israel, Gedung Putih Peringatkan Serangan Iran yang Bakal Segera Terjadi