Advertorial
Tingkatkan Upaya Cegah Stunting, Pemkab Berau Beri Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri
Kaltimtoday.co, Berau - Pemkab Berau menggencarkan upaya pencegahan stunting melalui program aksi gizi yang lakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau dan Puskesmas Tanjung Redeb. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada siswi SMP dan SMA/sederajat.
"Pemberian TTD ini merupakan upaya dalam meminimalisasi potensi anemia yang dapat berakibat terhadap kesehatan. Selain itu, juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri sebelum menjadi seorang ibu," ungkap Bupati Berau, Sri Juniarsih saat ditemui usai kegiatan, Jumat (8/9/2023).
Anemia sering kali dialami oleh wanita karena proses menstruasi bulanan. Pemberian TTD diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat besi bagi remaja putri. Sri Juniarsih menyatakan bahwa, TTD ini harus diminum sebanyak 52 kali dalam setahun sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting atau pertumbuhan yang terhambat.
Bupati menekankan pentingnya memulai persiapan kesehatan calon ibu sejak dini untuk menciptakan generasi yang kuat dan sehat. Hal ini akan berdampak positif pada kesehatan anak-anak yang dilahirkan nanti.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Dinkes Berau Suhartini menjelaskan, program tersebut dilaksanakan dengan menggunakan tiga intervensi utama, yaitu sarapan dan minum tablet penambah darah, edukasi gizi, serta komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.
Pihaknya mencatat, tingkat konsumsi TTD oleh remaja putri di Berau masih sangat rendah. Berdasarkan laporan puskesmas pada 2021, hanya 0 persen remaja putri yang mengonsumsi TTD sebanyak 52 tablet dalam setahun. Namun, melalui program ini, pada tahun 2022, tingkat konsumsi TTD berhasil meningkat menjadi 6,6 persen.
Program ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 72/2021, yang mencantumkan pemberian TTD kepada remaja putri sebagai salah satu langkah pencegahan stunting. Kurangnya konsumsi TTD juga dapat menjadi penyebab kematian ibu dan bayi saat melahirkan, terutama dalam kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Berau merupakan salah satu daerah penyumbang kasus tertinggi stunting di Kalimantan Timur, dan upaya ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, remaja putri menjadi target utama program ini karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan.
“Makanya para remaja putri menjadi target utama kami karena mereka juga sedang dalam masa pertumbuhan,” bebernya.
Untuk mencapai hasil yang optimal, remaja putri diharapkan untuk mengkonsumsi 52 tablet TTD dalam setahun secara berkelanjutan, khususnya bagi remaja usia 11-18 tahun. Dalam rangka mendukung program ini, telah dibuat kesepakatan dengan sekolah-sekolah di Berau untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin setiap Jumat.
[RZL | ADV PEMKAB BERAU]
Related Posts
- Penyuluh KB Penajam Prioritaskan Program Penanganan Stunting di Semester Akhir
- Gencar Programkan Pemberian Makanan Bergizi, Camat Loa Kulu Klaim Nol Kasus Stunting
- Cegah Stunting Dengan Peduli 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak
- Kemenkes RI Apresiasi Peran PT Indexim Coalindo dalam Percepatan Penurunan Stunting
- Pemkab Kukar Bekali Kader PPKBD Smartphone untuk Optimalkan Program Bangga Kencana dan Penanganan Stunting