Daerah
Akhir Tahun, Inflasi Balikpapan dan PPU Tetap Terkendali
Kaltimtoday.co, Balikpapan - Inflasi di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berada pada tingkat yang terkendali hingga November 2024, menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks Harga Konsumen (IHK) Balikpapan mencatat inflasi 0,10 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), meningkatkan inflasi tahunan menjadi 1,19 persen (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,55 persen yoy.
Faktor utama penyumbang inflasi di Balikpapan adalah kenaikan harga bawang merah, kopi bubuk, tomat, emas perhiasan, dan angkutan udara.
Menurunnya pasokan bawang merah dan tomat akibat curah hujan tinggi menjadi pemicu utama, sementara kenaikan harga kopi bubuk dan emas disebabkan oleh faktor distributor serta fluktuasi harga emas global.
Permintaan angkutan udara yang meningkat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga turut andil.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Balikpapan, Robi Ariadi, mengungkapkan bahwa beberapa komoditas seperti beras, ikan layang, dan kangkung mengalami deflasi karena peningkatan pasokan.
“Pasokan yang meningkat, khususnya hasil tangkapan nelayan, berhasil menahan inflasi lebih lanjut,” ujar Robi dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Desember 2024.
Kabupaten PPU juga mengalami inflasi sebesar 0,15 persen mtm pada November 2024, setelah mencatat deflasi pada bulan sebelumnya. Inflasi tahunan di daerah ini mencapai 0,90 persen yoy, lebih rendah dari rata-rata nasional dan gabungan empat kota di Kalimantan Timur.
Peningkatan harga bawang merah, tomat, sawi hijau, semangka, dan kopi bubuk menjadi kontributor utama inflasi di PPU. Pasokan yang terbatas akibat curah hujan tinggi menjadi alasan utama kenaikan harga komoditas tersebut.
Meski terjadi inflasi, survei konsumen yang dilakukan oleh KPwBI Balikpapan menunjukkan tingkat optimisme masyarakat tetap terjaga, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi ke depan (IEK) masih berada pada level positif. Selain itu, transaksi QRIS di Balikpapan dan PPU meningkat masing-masing 9,18 persen dan 9,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Robi Ariadi menambahkan, sinergi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan pemerintah daerah dan Bank Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga. Langkah strategis yang diambil meliputi gelar pangan murah, operasi pasar, kerja sama antar daerah, dan promosi gerakan tanam cabai serta hortikultura.
“Ke depan, kami akan terus mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna memastikan inflasi daerah tetap berada pada rentang target nasional, yakni 2,5 persen ± 1 persen,” pungkas Robi.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Jelang Hari Besar, DKP PPU Siapkan Strategi Kendalikan Harga Cabai dan Komoditas Pemicu Inflasi
- BI dan Pemda Bersinergi, Inflasi Balikpapan pada Juni Turun
- Makmur Marbun Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar untuk Kendalikan Inflasi
- Kukar Sabet Penghargaan Juara 1 TPID Berprestasi 2024
- Inflasi Kaltim Mei 2024 Turun, Kelompok Makanan, Transportasi, dan Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Utama