Kutim

Jembatan Masabang Hadir, Sayid Anjas Tawarkan Ide "Ponton Disulap Jadi Sarana Wisata"

Kaltim Today
24 Juni 2021 07:10
Jembatan Masabang Hadir, Sayid Anjas Tawarkan Ide "Ponton Disulap Jadi Sarana Wisata"
Ponton kapal kayu yang selama 20 tahun menjadi transportasi penghubung bakal disulap jadi sarana culinary on the river. (Ramlah/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Sangatta - Selama sekitar 20 tahun, warga Kecamatan Sangatta Selatan sangat bergantung dengan kapal penyeberangan yang dikenal ponton. Cukup membayar Rp2 ribu, masyarakat yang berlalu-lalang dari Kecamatan Sangatta Utara  ke Sangatta selatan sudah bisa melintas begitupun sebaliknya. Tentu, hal ini  untuk memudahkan dan mempersingkat waktu tempuh.

Namun, setelah Jembatan Penghubung Sangatta Utara-Selatan difungsikan, banyak yang mempertanyakan nasib pemilik dan pekerja ponton.

Selain ponton dianggap akan punah, kapal yang mirip dengan getek itu memiliki banyak pekerja yang bergantung pada mata pencarian tersebut. Jika dikalkulasikan, ada 14 kapal yang masing-masing dikendalikan dua pekerja. Bisa mencapai 28 pekerja yang mencari sumber penghidupan dari aktivitas ponton.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Sayid Anjas tak ingin menutup mata melihat sebagian pemilik dan operator ponton tak mendapatkan penghasilan. Dia pun menawarkan ide yang bisa disandingkan dengan sejumlah program pribadi melalui hotel miliknya yang bisa menjadi gagasan untuk diadopsi pemerintah daerah.

"Saya punya program hotel yang sudah dua tahun dijalankan. Breakfast on the river atau sarapan di atas sungai. Itu bisa jadi gambaran pemerintah untuk mengelola ponton ke depannya," beber politikus Golkar itu.

Untuk diketahui, dia memang mendongkrak breakfast on the river dengan market berbeda. Dia menyasar tamu mancanegara yang menginap di hotelnya untuk diajak berkeliling sungai dan dikemas sekaligus dengan sarapan di atas kapal tersebut.

"Kami ingin mengenalkan flora dan fauna biota khas Kutim pada tamu mancanegara. Kami ajak sarapan sembari mengelilingi sungai untuk melihat buaya maupun orangutan," paparnya.

Dia menerangkan, jika dirinya sudah bertandang ke Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim untuk membahas wacana tersebut. Selain membangkitkan perekonomian pekerja ponton, juga untuk menambah daftar wisata di kota penghasil batu bara ini.

"Saya sudah bicara dengan dinas pariwisata, saya minta ponton yang sudah tidak aktif bisa dicat lagi. Namanya bisa culinary on the river, atau kuliner di atas sungai. Sasarannya yang pasti warga lokal dulu, supaya ekonomi mereka bisa bangkit, pengunjung juga umum bisa dari mana aja," imbuh pemilik Hotel Kutai Permai itu.

Perihal anggaran, dia belum dapat memastikannya. Pasalnya, proyek itu masih harus dikaji kembali bersama OPD terkait. Tetapi dirinya akan membantu penganggaran untuk memulai. Semata untuk memancing pemerintah dan pihak lain supaya turut berkontribusi.

"Dana dari Dispar dan pribadi saya. Kalau sudah sukses baru minta dukungan ke APBD. Nanti ada bagian promosi bidang pariwisata untuk memberdayakan semua ponton milik warga, yang penting warga di sana proaktif," ulasnya.

Ditempat terpisah, Kasmidi Bulang menyebutkan, gagasan itu pun sudah diwacanakan untuk tetap menggeliatkan harapan pemilik dan pekerja ponton. Dia berencana menyulap sungai menjadi tempat wisata dengan fasilitas unik.

"Di sana ada saudara kami yang punya usaha ponton, itu akan kami berdayakan, pemerintah akan cari solusinya untuk tetap memberi ruang dan mempekerjakan mereka," pungkasnya.

[El | NON | ADV DPRD KUTIM]



Berita Lainnya