Kaltim

Kemendikbud Gelar Workshop Pendidikan Peran PJJ Selama Pandemi, Hetifah: Keterbatasan Akses Internet Harus Jadi Perhatian

Kaltim Today
21 Oktober 2020 20:29
Kemendikbud Gelar Workshop Pendidikan Peran PJJ Selama Pandemi, Hetifah: Keterbatasan Akses Internet Harus Jadi Perhatian
Hetifah Sjaifudian Mengharapkan Penuntasan Rentetan Permasalahan PJJ Selama Pandemi Covid-19.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Menjembatani aspirasi akademika dalam menghadapi metode pembelajaran berbasis digital akibat dampak pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Workshop Pendidikan, dengan mengusung tema "Pembelajaran Jarak Jauh Role Model Pembelajaran di Era New Normal", Rabu (21/10/2020).

Berlangsung bertepat pukul 13.20 WITA di Grand Ballroom Hotel Senyiur, Samarinda. Acara dihadiri seluruh kepala sekolah dan guru tingkat SMA dan SMK. Melibatkan narasumber yakni Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dapil Kaltim Hetifah Sjaifudian, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Anwar Sanusi, Ketua PGRI Samarinda, Harimurti, dan Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Samarindw, Isnawati.

Meresmikan jalannya acara, Sekretaris Dinas Pendidikan Samarinda, Endang Sri Rusmiati, mengaku antusias dengan perhelatan acara yang digelar di hotel yang berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro tersebut. Menyoroti pemberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bahasan utama sebab terdapat beberapa kendala atas pelaksanaan PJJ di Samarinda.

Mengingat daerah yang dijuluki Kota Tepian tersebut, masih menempati kawasan zona merah selama pandemi. Tenaga pendidikan seperti guru, hingga saat ini masih ditemukan beberapa dari mereka yang tak mampu mengoperasikan perangkat teknologi yang menjadi media pertama dalam kegiatan PJJ. Sehingga, Endang berpendapat sosialisasi tindak lanjut pemanfaatan teknologi kepada akademika menjadi pion utama bersamaan dengan pengadaan teknologi perangkat seperti gawai dan laptop kepada para siswa Samarinda guna tidak tertinggal proses pembelajaran.

"Ada 7000 anak yg tidak memiliki perangkat pendukung. Mohon, dibantu DPR, kalau negara bantu, juga enggak rugi. Pertemuan ini sebagai aspirasi suara yang disampaikan ke pemerintah pusat untuk diperjuangkan," tutur Endang dalam pidato pembukanya.

Usai meresmikan jalannya acara, Dilanjutkan sesi pemberian metode pembelajaran berisi materi tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMK dan SMK kepada para akademisi oleh para narasumber.

Senada dengan Endang, Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, membeberkan sederet hambatan yang terjadi selama pemberlakuan PJJ. Keterbatasan akses pelayanan internet, ketiadaan gawai yang memadai, keterbatasan guru dan orang tua, hingga kondisi psikologis siswa turut menjadi perhatian perempuan berkacamata tersebut.

Lebih lanjut Hetifah memberikan titik terang dalam upaya penyelesaian polemik tersebut dengan kolaborasi pendidikan dan media. Dia menerangkan saat ini Kementerian Komunikasi dan Informasi sedang mempercepat akses internet, sehingga Samarinda diharapkan tidak ada lagi sudut kawasan yang belum terjamah layanan internet.

"Jangan sampai ada blank spot. Kuota semoga semua sudah menerima. Baik guru PNS maupun honorer. 27 juta yang baru ditransfer pada bulan pertama, 30 juta setelahnya padahal di Dapodik siswa itu ada 40 juta. Kebijakan subsidi kuota, siswa 35 GB perbulan, guru 42 GB per bulan, mahasiswa dan dosen 50 GB. Layanan video conference, kedepan usulan diperbesar open sourcenya, semoga ini dapat menjadi angin segar," sebut Hetifah.

2020 anggaran bidang pendidikan mencapai Rp 75 triliyun, namun Rp 5 triliyun mengalami realokasi guna pendanaan darurat Covid-19. 2021, nominal mengalami kenaikan menjadi Rp 80 triliyun. Hal tersebut yang berkaitan dengan transformasi digital dalam penyediaan sarana, pematangan platform, agar media pembelajaran bisa dilaksanakan.

Foto bersama peserta seminar pendidikan dari Kemendikbud.
Foto bersama peserta seminar pendidikan dari Kemendikbud.

Agenda yang berlangsung selama 3 jam tersebut disusul dengan sesi tanya jawab oleh para akademisi, Salah satu peserta Farah Flamboyan, berasal Sekolah Pelita Bunda.

Berharap metode pembelajaran daring dapat memeperoleh akomodasi atas berkurangnya tenaga pengajar dengan basis pendidikan berkebutuhan khusus agar mengalami peningkatan

"Pentingnya penguatan individu baik tenaga pengajar dan para orang tua dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus, Minta tolong bapak dan ibu untuk sinergitas program serta peningkatan motivasi kepada tenaga pendidik agar anak-anak ini senatiasa dapat memperoleh pendidikan," ucap Farah.

Setuju dengan Farah, Harimurti, Ketua PGRI Samarinda mengungkapkan selain peningkatan sarana dan kualitas teknologi dan sumber daya, dorongan motivasi memiliki peran penting, terutama pada masa pandemi saat ini.

"Anak-anak Kaltim ini, Bunga daerah yang cerdas. Tak kalah saing dengan di luar Kalimantan. Mereka ini masa depan kita, jadi mari saling bahu membahu kita wujudkan visi Kaltim yang Berdaulat dengan salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui mereka," jelas Harimurti.

Terakhir, dia menambahkan setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, kendati demikian, perbedaan bukanlah sesuatu yang buruk, melainkan keterampilan yang terlahir secara alamiah pada diri siswa agar dapat berkarya dengan keahlian masing-masing.

"Baik negeri maupun swasta, mereka itu sama, jangan ada pengelompokkan yang menciptakan paradigma siapa yang lebih unggul, terutama masa pandemi seperti saat ini, keterampilan siswa bisa dilihat mereka semua cerdas, dari melek teknologi hingga langkah pemanfaatannya," tutup Harimurti.

[SNM | TOS]


Related Posts


Berita Lainnya