Nasional
Kemendiktisaintek Buka Beasiswa PMDSU 2025 untuk Cetak Dosen Muda Bergelar Doktor

Kaltimtoday.co - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) kembali membuka pendaftaran program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) tahun 2025, batch IX. Inisiatif ini bertujuan mencetak dosen muda berkualifikasi doktor hanya dalam waktu empat tahun.
Mengusung tema “Mempersiapkan SDM Unggul melalui Integrasi Pendidikan Magister dan Doktor”, PMDSU 2025 menyediakan 151 kuota penerima beasiswa untuk jalur reguler dan 12 kuota untuk skema joint degree. Sebanyak 27 perguruan tinggi menjadi mitra pelaksana, termasuk enam kampus baru yang mulai bergabung tahun ini.
“PMDSU telah memasuki batch kesembilan. Seleksi akan dilakukan secara ketat untuk menjaring sarjana-sarjana terbaik yang siap menjadi doktor,” ujar Sri Suning Kusumawardani, Direktur Sumber Daya Kemendiktisaintek, dalam peluncuran resmi di Jakarta pada Senin (26/5/2025).
Program beasiswa PMDSU dirancang sebagai jalur percepatan pendidikan doktor yang terintegrasi dengan program magister. Beasiswa ini diperuntukkan bagi lulusan sarjana unggulan yang memiliki minat dan potensi menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
PMDSU 2025 menggandeng 151 promotor untuk jalur reguler serta enam promotor dari skema joint degree, yang memungkinkan kolaborasi penelitian lintas negara. Program ini terbuka untuk berbagai disiplin ilmu, yaitu:
- Ilmu Sains dan Teknologi
- Ilmu Sosial dan Humaniora
- Seni Penciptaan dan Budaya
- Kajian Budaya
Diluncurkan pertama kali pada 2013, program PMDSU telah mencatat sejumlah capaian signifikan. Tercatat sebanyak 18.419 pendaftar, 1.168 promotor terlibat, serta 1.565 mahasiswa terpilih dalam program ini. Selain itu, sebanyak 2.839 artikel ilmiah telah dipublikasikan, dengan 2.091 di antaranya terbit di jurnal bereputasi internasional.
Hingga saat ini, sekitar 57,7 persen alumni PMDSU telah berkarier sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi. Sisanya berkontribusi dalam dunia riset, industri, dan pendidikan nonformal.
“Kami berharap para penerima beasiswa dapat menyelesaikan studi doktoral dalam empat tahun, sekaligus menghasilkan karya akademik atau seni yang diakui secara global,” tutup Sri Suning.
[RWT]