Kukar

Lakukan Pembinaan dan Monev, Disketapang Kukar Minta KWT Maksimalkan Program Pekarangan Pangan Lestari

Kaltim Today
15 November 2021 09:52
Lakukan Pembinaan dan Monev, Disketapang Kukar Minta KWT Maksimalkan Program Pekarangan Pangan Lestari
Kabid Konsumsi dan Penganekarangan, Disketapang Kukar Sri Novi Hartati saat panen terong di KWT Karya Lestari, Samboja. (Supri/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday,co, Tenggarong – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kutai Kartanegara (Kukar) melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi (Monev) di Kelompok Wanita Tani (KWT) Penerima Manfaat Perkarangan Pangan Lestari (P2L) di dua kecamtan, yakni Samboja dan Muara Jawa pada Kamis (11/11/2021).

Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Disketapang Kukar, Sri Novi Hartati mengatakan, tujuan dilaksanakannya pembinaan dan monev untuk mengetahui sejauh mana progres pelaksanaan kegiatan KWT atau kelompok penerima manfaat program P2L. Baik untuk kategori tahap penumbuhan maupun kategori kelompok tahap pengembangan.

“Meskipun progres kegiatan bisa terlihat melalui aplikasi e-monev, namun untuk memastikan perkembangan fisik dilapangan. Kami selaku tim teknis kabupaten berkewajiban melihat secara langsung sekaligus melakukan pembinaan bersama dengan pendamping kelompok dalam hal ini PPL,” kata Novi, Minggu (14/11/2021).

Sementara itu, Staf Seksi Konsumsi Pangan Disketapang sekaligus Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengelola P2L APBN Kukar Ismid Rizal menambahkan, kegiatan KWT berkenaan dengan P2L bertujuan untuk menanam berbagai jenis sayuran dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga tidak perlu lagi membeli sayur tapi sebaliknya, hasil sayuran itu bisa dijual.

Panen Kangkung di demplot KWT Karya Lestari, Kecamatan Samboja. (Supri/ Kaltimtoday.co).
Panen Kangkung di demplot KWT Karya Lestari, Kecamatan Samboja. (Supri/ Kaltimtoday.co).

“Sayur ini tidak hanya untuk konsumsi sendiri, tetapi pedagang pun bisa mengambil sayur ketempat mereka untuk dijual,” ungkapnya.

P2L ucap Rizal, ada 4 komponen yang mencakupi didalamnya yakni adanya rumah bibit, demplot atau lahan percontohan, pertanaman atau pekarangan anggota dan pasca panen. Apabila semuanya telah berjalan dengan baik, maka hasil akhirnya yaitu pasca panen diharapkan bisa dipasarkan atau diperdagangkan. Secara tidak lansung, selain bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga mampu menambah nilai perekonomian bagi kelompok itu sendiri.

“Jika diperdagangkan dapat dikemas dengan baik, bukan dengan kantong plastik biasa tapi di packing seperti di minimarket agar terlihat menarik dan mempengaruhi nilai jual di pasaran,”ujarnya.

Dalam beberapa hari kedepan lanjut Rizal, Tim Teknis Kabupaten akan terus melakukan Pembinaan dan Monev ke sejumlah KWT penerima manfaat P2L khususnya kelompok kategori tahap penumbuhan terdiri dari 10 KWT dan kategori tahap Pengembangan 8 KWT.

Kategori penumbuhan merupakan kelompok penerima manfaat yang baru pertama kali melaksanakan kegiatan P2L dari dana pemerintah pusat (APBN) melalui Badan Ketahanan Pangan Pusat Kementerian Pertanian sekitar Rp 60 juta per kelompok dan Kategori pengembangan sekitar Rp 15 juta per kelompok.

Khusus kelompok kategori tahap penumbuhan hasil monitoring dan evaluasi ini sebagai bahan pertimbangan untuk bisa diusulkan sebagai kelompok kategori tahap pengembangan ditahun 2022, apabila dalam melaksanakan kegiatan P2L sesuai dengan yang diharapkan.

“Untuk 8 (delapan) kelompok kategori tahap pengembangan yang sudah melaksanakan kegiatan P2L tahun ini menjadi kelompok kategori tahap mandiri yaitu kelompok yang keberlanjutan kegiatannya sudah tidak berasal dari APBN,” tutupnya.

[SUP | NON]



Berita Lainnya