Nasional

Pemerintah Disebut Lakukan Pelanggaran HAM karena Gagal Awasi Industri Farmasi

Rahmawati — Kaltim Today 11 Maret 2023 18:21
Pemerintah Disebut Lakukan Pelanggaran HAM karena Gagal Awasi Industri Farmasi
Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah.

Kaltimtoday.co - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan pelanggaran HAM atas peristiwa gagal ginjal akut yang mengakibatkan 204 anak meninggal dunia dan sakit bagi korban anak lainnya.

Gagal ginjal akut dipicu konsumsi obat sirop anak yang mengandung zat berbahaya. 

"Terdapat sejumlah pelanggaran hak asasi manusia atas kasus gangguan ginjal progresif atipikal (GGAPA) pada anak di Indonesia," kata Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah lewat keterangan pers, Sabtu (11/3/2023).

Pelanggaran HAM itu, kata Anis, merupakan hak untuk hidup, hak atas kesehatan, hak anak, hak memperoleh keadilan, hak atas informasi, hak konsumen, pelanggaran terhadap bisnis dan hak asasi manusia, dan hak atas kesejahteraan (yaitu hak atas pekerjaan dan hak atas jaminan sosial).

Dalam kasus ini, pemerintah lewat Kementerian Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) disebut gagal melakukan pengawasan kepada industri farmasi.

"Masih adanya kelemahan secara regulasi berkaitan dengan kefarmasian, status kedaruratan kesehatan, sistem pengawasan zat kimia berbahaya/beracun, dan isu subordinasi dalam tata kelola kelembagaan," kata Anis.

"Ketidakjelasan kewenangan dan pembagian peran antara Kemenkes dan BPOM dalam menjalankan mandat dan tanggung jawab dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan fungsi pengawasan di bidang kefarmasian perlu menjadi atensi serius pemerintah," sambungnya.

Komnas HAM menyimpulkan, pemerintah tidak transparan dan tanggap dalam proses penanganan kasus GGAPA di Indonesia, terutama dalam memberikan informasi yang tepat dan cepat kepada publik dalam rangka meningkatkan kewaspadaan serta meminimalisir/mencegah bertambahnya korban.

"Kebijakan dan tindakan surveilans kesehatan (penyelidikan epidemiologis) yang dilakukan oleh pemerintah tidak efektif dalam menemukan faktor penyebab kasus GGAPA sehingga tidak dapat meminimalisir/mencegah lonjakan kasus serta jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak," kata Anis.

[RWT | SR]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya