Entertainment
Serial Bidaah dan Manipulasi Religiusitas, Ketahui Pengertian dan Ciri-cirinya

Kaltimtoday.co - Serial Bidaah yang tengah viral di Indonesia membuka ruang diskusi luas mengenai isu manipulasi religiusitas. Tayangan ini memperlihatkan bagaimana simbol-simbol agama dapat dimanfaatkan secara tidak tepat demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Fenomena ini bukan hanya fiksi semata, melainkan cerminan dari realitas yang sering terjadi dalam kehidupan sosial. Lantas, apa sebenarnya manipulasi religiusitas itu? Dan bagaimana cara mengenalinya?
Apa Itu Manipulasi Religiusitas?
Manipulasi religiusitas adalah tindakan menyalahgunakan simbol, ajaran, atau nilai-nilai agama untuk mencapai tujuan tertentu, baik itu untuk keuntungan finansial, kekuasaan, hingga pencitraan sosial.
Mengacu pada jurnal al-Afkar, fenomena ini bisa ditemui dalam banyak bentuk, seperti:
- Investasi bodong yang mengklaim berbasis syariah
- Pengumpulan dana umat yang disalahgunakan
- Interpretasi ajaran agama secara keliru demi kepentingan pribadi
Contoh Bentuk Manipulasi Religiusitas
Kesalehan simbolik Pelaku menonjolkan atribut keagamaan seperti busana islami, retorika religius, atau ritual tertentu untuk menarik simpati, namun perilakunya jauh dari nilai keimanan sejati.
Penyalahgunaan dana umat Dana yang dikumpulkan atas nama agama, seperti zakat, infak, atau donasi, malah digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Penipuan syariah Skema investasi yang diklaim halal dan sesuai syariat, padahal merupakan bentuk penipuan berkedok agama.
Agama sebagai alat politik Agama dijadikan alat kampanye untuk meraih dukungan, tanpa konsistensi dalam penerapan nilai-nilai keagamaannya.
Ciri-Ciri Manipulasi Religiusitas
Agar tidak terjebak dalam praktik semacam ini, masyarakat perlu memahami tanda-tandanya:
1. Pencitraan religius semu
Tampilan luar terlihat agamis, namun tidak diikuti dengan perilaku yang mencerminkan nilai kejujuran dan keadilan.
2. Janji duniawi berlebihan
Pelaku menawarkan keberkahan atau keuntungan cepat dengan iming-iming religius, tanpa kejelasan hukum maupun transparansi.
3. Kutipan agama yang dipelintir
Ayat atau hadis digunakan secara sepotong-sepotong untuk mendukung kepentingan pribadi, seringkali tanpa konteks yang tepat.
4. Eksploitasi emosi dan rasa takut
Tekanan emosional digunakan untuk memaksa orang mengikuti perintah atau ajaran tertentu dengan ancaman spiritual seperti dosa atau siksa.
5. Penyebaran melalui media sosial
Propaganda disebarkan secara masif lewat platform digital, dibalut dengan narasi keagamaan untuk memperdaya masyarakat.
Serial Bidaah: Cermin Realitas Sosial
Serial Bidaah tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga pengingat penting agar masyarakat lebih kritis dalam menghadapi narasi-narasi religius yang berpotensi manipulatif. Tayangan ini menggambarkan bahwa kesalehan tidak selalu tercermin dari penampilan, dan bahwa nilai agama bisa saja dijadikan alat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dengan mengenali ciri-ciri manipulasi religiusitas, kita dapat lebih waspada dalam memilah informasi serta tidak mudah terjebak oleh pihak yang menyalahgunakan agama demi kepentingan pribadi.
[RWT]