Advertorial

Antisipasi Kekurangan Guru Produktif, Disdikbud Kaltim Sarankan Sekolah Gandeng Industri Usaha

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 25 Mei 2023 17:59
Antisipasi Kekurangan Guru Produktif, Disdikbud Kaltim Sarankan Sekolah Gandeng Industri Usaha
Kabid SMK Disdikbud Kaltim, Surasa. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Disdikbud Kaltim mengimbau sekolah untuk menggandeng industri usaha sebagai alternatif ketersedian guru produktif di SMK.

Kabid SMK Disdikbud Kaltim, Surasa menjelaskan, ketersedian guru produktif kian menurun. Ini merupakan tantangan bagi Disdikbud dalam meningkatkan SDM guru-guru Kaltim, khususnya di Samarinda. 

Menurut Susara, salah satu solusi yang ditawarkan ialah dengan menggandeng industri usaha untuk menutupi kekurangan guru produktif. 

"Secara umum, guru di SMK mengalami kekurangan. Kami memberikan solusi supaya sekolah bisa menjalin kerja sama dengan industri usaha," kata Susasa.

Kekurangan guru produktif atau yang biasa disebut guru tamu bisa diatasi dengan memanggil guru dari industri. Dia harap, ketika sekolah dan industri sudah bekerja sama, kekurangan guru produktif bisa teratasi.

Surasa menjelaskan, guru SMK dibagi menjadi dua kategori, guru produktif dan guru adaptif.

Guru produktif adalah guru yang dapat memberikan pengajaran sesuai jurusan atau bidang keahlian. Sedangkan guru adaptif merupakan guru yang berikan pembelajaran menyesuaikan kondisi, kebutuhan, dan lingkungan siswa sehingga terjadi penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Sementara, Nurul yang merupakan salah satu guru produktif dari SMKN 3 Samarinda menyampaikan keluhannya mengenai guru produktif yang masih kurang, terutama di jurusan Tata Boga.

"Saat ini tenaga pengajar kami masih kurang. Kami hanya punya sembilan tenaga pengajar untuk mengampu 12 kelas dan memang dari lulusan tata boga sendiri gak ada. Sebentar lagi, ada 1 guru yang pensiun. Dalam tempo enam tahun, jika tidak ada regenerasi, ya habis guru tata boga. Apalagi ada aturan, guru jika purna tugas tidak bisa lagi mengajar," tambahnya.

Lebih lanjut, Nurul menjelaskan untuk proses pembelajaran dibagi menjadi dua Rombongan Belajar (Rombel). Pertama, bagian tata hidang. Kedua, bagian pembelajaran produksi.

Untuk perencanaan praktik, mengikuti silabus yang telah ditentukan. Misal, minggu ini tentang pengolahan cookies, minggu depan bisa tentang pembuatan roti. 

Dia mencontohkan, SMKN 3 Samarinda membuat olahan masakan khas Katim dari masakan daerah hingga pembuatan kue tradisional. 

"Jadi kami memang bukan hanya membuat kue saja, namun masakan khas Kaltim juga seperti masakan Indonesia dan kontinental, tergantung tingkatan kelasnya. Masakan yang kami buat ada masakan dan pembuatan kue tradisional," pungkasnya.

[RWT | ADV DISDIKBUD KALTIM]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya