Samarinda

Disdik Samarinda Wacanakan Pasang CCTV di PAUD dan SD

Kaltim Today
02 Desember 2019 21:37
Disdik Samarinda Wacanakan Pasang CCTV di PAUD dan SD

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sudah sepekan lebih Ahmad Yusuf Ghazali menghilang misterius tanpa jejak dari tempatnya biasa dititipkan. Yakni, di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jalan AW Sjahranie pada Jumat (22/11/2019) lalu.

Hingga saat ini segala upaya telah dilakukan. Namun petugas, pihak yayasan maupun keluarga tak kunjung menemukan titik terang pencariannya. Kasus ini menarik perhatian lantaran tak ada saksi yang melihat hilangnya anak empat tahun ini. Hal itu pula yang membuat Korps Tribrata kesulitan melakukan penyelidikan.

[irp posts="8721" name="Diculik atau Terseret Banjir? 4 Hari Bocah Hilang Misterius"]

Menanggapi persoalan ini, Asli Nuryadi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Samarinda mengaku, jika ini merupakan kasus langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hilangnya Yusuf rupanya tidak hanya mengguncang psikologi keluarga.

Akibat kejadian tersebut, guru-guru yang ada di PAUD juga depresi karena terkejut. Maklum, hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Sebelum pergi tanpa jejak, Yusuf dijaga bersama enam anak lainnya oleh dua pengasuh. Satu pengasuh sedang pergi ke toilet sedangkan lainnya membuat susu untuk anak-anak. Namun saat keduanya kembali, Yusuf tak ada. Perkara inilah yang membuat nalar sedikit bergoyang.

"Dari informasi, belum ada indikasi kelalaian. Untuk sementara bahkan sekolah PAUD ini ditutup agar para pengajar bisa menenangkan diri sambil terus mengupayakan pencarian," beber Asli.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda itu menerangkan, karena kasus langka ini pihaknya mengusulkan dua kebijakan baru. Pertama PAUD dan SD harus menggunakan kamera pengawas (CCTV). Dengan adanya mata pengawas, pergerakan anak didik lebih mudah dilakukan. Utamanya kepada anak-anak PAUD dan murid sekolah dasar sebab mereka belum bisa menjaga diri sendiri. Sementara untuk kebijakan kedua, sekolah harus menggunakan satu pintu.

"Intinya harus terus ada pengawasan yang dilakukan," katanya.

Dia menambahkan, mengenai kebijakan CCTV tersebut nantinya akan dibuatkan surat edaran dalam waktu dekat, agar setiap sekolah bisa menerapkan. Kamera pengawas memang mahal, namun tipenya banyak sehingga adapula yang bisa dijangkau. Aturan tersebut terkesan sedikit memaksa namun ini untuk kebaikan bersama.

"Menjaga keselamatan anak-anak itu lebih penting dan mahal harganya daripada sebuah CCTV," tegasnya.

Asli tak menampik bila kejadian ini menjadi koreksi bagi entitas pendidikan. Namun sekarang tak perlu mencari siapa benar dan salah. Terpenting itu ialah mengusahakan yang terbaik agar kejadian serupa tak terjadi lagi pada masa medatang.

[JRO | RWT]



Berita Lainnya