VIDEO

DPRD Harap Tradisi Tulak Bala Bisa Dipertahankan, Sebagai Upaya Pertahankan Tradisi Leluhur

Kaltim Today
04 September 2024 14:22

Kaltimtoday.co, Berau - Masyarakat Kampung Talisayan, Kabupaten Berau, kembali menggelar tradisi budaya tolak bala Buang Naas pada Rabu (4/9/2024). Prosesi adat yang telah diwariskan secara turun-temurun ini diadakan setiap Rabu terakhir di bulan Safar tahun Hijriah. Acara tersebut dihadiri oleh Anggota DPRD Berau, Madri Pani, bersama Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan sejumlah tokoh masyarakat.

Tradisi Buang Naas dilakukan dengan menyiramkan air linjuang—air yang telah didoakan oleh tetua adat—kepada anak-anak yang mengenakan kain berwarna kuning. Prosesi ini diawali oleh ketua adat setempat, dilanjutkan oleh para tamu undangan, termasuk Madri Pani yang turut mengikuti rangkaian adat.

Madri Pani menegaskan pentingnya menjaga tradisi seperti Buang Naas sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan leluhur. Ia berharap tradisi ini tidak hanya terus dilaksanakan tetapi juga dikembangkan menjadi potensi budaya yang lebih besar.

“Tradisi seperti ini adalah warisan leluhur yang harus kita jaga. Ini tidak hanya bentuk syukur dan doa untuk menjauhkan bahaya, tetapi juga mencerminkan identitas budaya masyarakat Kampung Talisayan yang kaya nilai-nilai luhur,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa pelestarian budaya ini dapat memiliki nilai tambah jika dikemas sebagai daya tarik pariwisata. Menurutnya, tradisi Buang Naas memiliki potensi untuk diperkenalkan lebih luas, baik secara lokal maupun nasional, terlebih dengan posisi Kalimantan Timur sebagai wilayah strategis seiring dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Ke depan, kita perlu mengemas acara ini agar lebih menarik wisatawan. Dengan demikian, tidak hanya budaya kita yang terjaga, tetapi juga perekonomian masyarakat setempat dapat meningkat,” tambah Madri.

Sekkab Berau, Muhammad Said, juga mengapresiasi konsistensi masyarakat Kampung Talisayan dalam melestarikan tradisi ini. Ia menekankan bahwa tradisi Buang Naas adalah bagian dari identitas masyarakat pesisir yang patut dibanggakan.

“Tradisi ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat pesisir yang hidup berdampingan dengan laut. Harapannya, tradisi seperti ini dapat menjadi inspirasi untuk pelestarian budaya lainnya di Berau,” kata Said.

Melalui sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat, tradisi Buang Naas tidak hanya mempertahankan nilai-nilai budaya leluhur tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan daya tarik wisata Kampung Talisayan sebagai salah satu destinasi unggulan di pesisir selatan Bumi Batiwakkal.

[MGN | TOS | ADV DPRD BERAU]



Video Lainnya