Kukar
DPRD Kukar Gelar RDP, Kedes Loa Janan Keluhkan Sewa Lahan Sampah hingga Air PDAM yang Hidup 2 Hari Sekali
Kaltimtoday.co , Tenggarong - Komisi I DPRD Kukar mengelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk menindaklanjuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Loa Janan mengenai pembangunan infrastruktur desa dan jalan.
Sekitar 3 minggu yang lalu, beberapa anggota DPRD Kukar dapil Loa Kulu dan Loa Janan dalam Musrenbang di Kecamatan Loa Janan. Rencana Kepala Desa di Loa Janan mau demo ke Kantor DPRD Kukar, akhirnya anggota dewan inisiasi melalui camat Loa Janan untuk tidak demo tetapi ada rapat rutin bersama Kepala Desa dan Asosiasi BPD untuk rapat di DPRD.
[irp posts = "28251" name = "KPU Kukar Tetapkan Edi-Rendi Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih"]
"Mereka berkirim surat ke kita, alhamdulillah surat tersebut diterima ketua DPR Kukar yang kemudian langsung berkirim pesan ke dirinya untuk menindaklanjuti bersama anggota dapil dan komisi," kata Ketua Komisi I DPRD Kukar , Supariyadi kepada Kaltimtoday.co, Senin (22/02/2021) ).
Lebih lanjut, Supriyadi menuturkan, mereka ingin melihat secara pasti berapa porsi anggaran yang ada di Kecamatan Loa Janan. Dirinya menjelaskan, jika tahun ini anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar minus, disebabkan lantaran masih dalam kondisi pandemi sehingga tersedot pada penanganan Covid-19.
Sedangkan dalam paparan yang mereka sampaikan berkaitan dengan beberapa substansial serta permasalahan di wilayah kerjanya.
View this post on Instagram
"Pertama kalau diakumulasikan hasil musrenbang itu meminta tempat stadion mini untuk anak-anak muda," tuturnya.
Yang sangat fatal, lanjut Supriyadi, jalan penghubung antara Desa Tani Harapan sampai di Kecamatan Sanga-sanga itu jalanya masih bermasalah. Kalau di Desa Tani Bhakti bermasalah di jalur akses masuknya apalagi rencana ada kegiatan Gubernur disana.
"Beberapa hasil musrembang jadi meluap karena hampir setiap musrenbang itu masuk tetapi anggarannya dalam prediksi," terang Supriyadi.
Kemudian, Desa Loa Duri Ulu yang membuang sampah ke Kilo 12 dengan menyewa lahan sebesar 20 juta per bulan.
"Saya minta dengan Bappeda, Dinas PU dan Perkim harus diurus masalah Ciptanya, jangan sampai buang sampah saja sewa," harapnya.
Selain itu, Desa Loa Duri Ulu dan Ilir mengeluhkan, terhadap kesulitan air dari PDAM, lantaran hanya 2 hari sekali air tersebut hidup. Supriyadi meminta PDAM Kukar untuk turun ke lokasi yang langsung memastikan jalur yang dekat seperti apa, sehingga jangan sampai 2 hari sekali air itu hidup, kan kasian masyarakat disana.
"Tugas kami, kejar asisten pembangunan karena sebagai tim koordinator pembangunan di Kukar agar permasalahan yang ada Ciptaannya," tutup Supariyadi.
[SUP | NON]
[related_posts_by_tax taxonomies = "post_tag"]