Internasional
Merasa Ditipu Perguruan Tinggi, Mahasiswa AS Minta Pemerintah Bebaskan Utang
Kaltimtoday.co - Tidak semua usaha untuk mengejar pendidikan tinggi di Amerika berhasil dengan kisah sukses. Laporan media mengatakan, kini ada lebih dari 200 ribu mahasiswa yang nasibnya terkatung-katung. Mereka merasa tertipu oleh iklan televisi yang dipasang oleh sejumlah perguruan tinggi dan universitas swasta.
Sebuah perguruan tinggi yang bernama Corinthian terpaksa tutup pada 2014 karena adanya ketidak beresan dalam pendaftaran siswa dan angka tentang pekerjaan yang diperoleh siswanya setelah selesai belajar. Kampus tersebut memiliki lebih dari 70 ribu mahasiswa di sejumlah kampusnya yang sebagian besar tersebar di negara bagian Florida.
Secara umum, bisa dikatakan perguruan tinggi dan universitas swasta itu banyak memberikan janji. Mereka menjanjikan siswanya dapat mentransfer angka-angka kredit yang mereka peroleh ke perguruan tinggi lain jika ingin melanjutkan pendidikan. Selain itu mereka juga dijanjikan akan mendapat pekerjaan setelah tamat belajar.
Banyak dari mahasiswa yang belajar dengan cara itu juga terlibat "student loan” atau pinjaman uang kuliah yang diberikan oleh sekolahnya lewat Departemen Pendidikan Amerika.
Ketika para siswa itu mendapati janji-janji bagus yang diberikan pada mereka tidak terbukti, banyak dari mereka mengajukan tuntutan kepada pemerintah Amerika untuk menghapuskan utang mereka.
Satu lagi jaringan universitas swasta besar yang disebut-sebut terlibat dalam skandal utang mahasiswa itu adalah University of Phoenix. Universitas tersebut pada puncak jayanya pernah punya jumlah mahasiswa lebih dari 200 ribu orang.
Antara tahun 2000 dan 2010 pendaftaran di sekolah tinggi swasta naik empat kali lipat dan mencapai 1,7 juta orang, atau berarti satu dari tiap 10 mahasiswa di Amerika.
Sekolah-sekolah tinggi ini mengambil keuntungan dari kemudahan yang diberikan oleh internet bagi siswa yang ingin belajar dari rumah, dan mudahnya mendapat hutang atau kredit dari bank, untuk membayar uang kuliah.
Sektor pendidikan swasta ini sudah lama mendapat sorotan karena adanya berbagai tuduhan tentang mis-management dalam bidang keuangan, penipuan dan lain-lain. Kebanyakan korbannya adalah para pekerja bergaji rendah yang ingin memperbaiki nasib dengan mendapat diploma sekolah tinggi.
Jaksa Agung negara bagian Florida pernah menyelidiki klaim Corinthian menipu para siswanya dengan menjual ijazah yang ternyata tidak diakui ketika mereka akan mencari pekerjaan. Sejumlah negara bagian, seperti Kentucky, Idaho dan Massachusetts, juga sedang menyelidiki perusahaan yang menjalankan perguruan Corinthian itu.
Karena banyaknya permintaan untuk penghapusan utang kuliah itu, Menteri Pendidikan Betsy de Vos belum lama ini mengatakan, kebanyakan peminjam telah mendapat keuntungan dari perguruan tinggi tempatnya belajar. Dengan demikian, paling banyak mereka hanya bisa minta penghapusan sebagian utang saja.
Menurut pernyataan Departemen Pendidikan, permintaan penghapusan utang oleh para siswa yang merasa tertipu itu, akan dilakukan dengan membandingkan pendapatan rata-rata mereka dengan gaji rata-rata siswa yang belajar di sekolah lain.
Kalau didapati pendapatan mereka lebih rendah, walaupun punya diploma yang setingkat, barulah pemerintah akan menyatakan mereka memang telah dirugikan. Selain itu pemerintah juga akan memberikan pembebasan hutang yang diperhitungkan dengan perbedaan gaji itu.
[TOS | VOA]