Kaltimtoday.co, Samarinda - Mendekati hari pencoblosan pada 27 November, KPU Samarinda berupaya untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja hingga kematian anggota KPPS yang bertugas saat hari-H pencoblosan. Dalam hal ini, pihaknya lebih ketat dalam perekrutan, serta memberikan jaminan BPJS Ketenagakerjaan.

Berkaca pada Pemilu sebelumnya, berdasarkan data dari KPU Samarinda, tercatat ada dua anggota KPPS yang meninggal dunia dan 70 anggota lainnya sakit dan sempat dirawat di berbagai layanan kesehatan. 

Komisioner KPU Samarinda Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumberdaya Manusia, Yustiani menyebut jika dalam Pilkada tahun ini, pihaknya tentu melakukan langkah antisipatif agar meminimalisir risiko yang tidak diinginkan.

"Syarat jauh lebih ketat dari sebelumnya. Tidak hanya memberikan surat kesehatan saja, tapi juga pengecekan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan lain sebagainya," tuturnya pada Jumat (15/11/2024).

Lebih lanjut, syarat lainnya juga mengacu pada batas usia mulai dari 17-55 tahun. KPU Samarinda sendiri, tentunya lebih mengutamakan usia di bawah 55 tahun.

"KPPS ini kan pekerjaan fisik, jadi kita melihat juga kondisi kesehatan dan fisik mereka. Tapi Pilkada ini beda dengan Pemilu, saat di lapangan kan pemilihannya cuman dua kotak, paling pekerjaan KPPS sore atau paling lambat habis magrib bisa selesai," jelas Yustiani.

Selain itu, KPU Samarinda juga memberikan jaminan BPJS Ketenagakerjaan, untuk seluruh anggota KPPS yang bertugas di lapangan nantinya. Ia meminta kepada seluruh KPPS, untuk bisa mempersiapkan diri menjelang hari-H pencoblosan.

"Yang pastinya, KPPS ini ujung tombak penyelenggaraan pilkada, mulai dari persiapan, perhitungan, sampai kembalinya kotak suara. Maka KPU mengimbau mereka untuk menjaga kesehatan mulai dari sekarang, istirahat yang cukup, dan jaga pola hidup," tutup Yustiani.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp