Kaltim

Setahun Ditutup Akibat Pandemi Covid-19, Museum Mulawarman Tetap Terawat dan Masih Terima Tamu Khusus

Kaltim Today
28 Maret 2021 07:00
Setahun Ditutup Akibat Pandemi Covid-19, Museum Mulawarman Tetap Terawat dan Masih Terima Tamu Khusus
Pengunjung mengenakan masker melihat koleksi alat tenun yang disimpan di Museum Mulawarman, Tenggarong, Jumat (23/3/2021).

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Sudah setahun Museum Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) ditutup untuk masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Hingga, saat ini belum ada kepastian dari pemerintah kabupaten dan provinsi, kapan museum yang menyimpan banyak benda bersejarah di Kaltim, khususnya Kerajaan Kutai itu akan dibuka untuk umum. 

Pasalnya, kasus Covid-19 di Kaltim saat ini masih terbilang tinggi. Hingga 27 Maret 2021, tercatat kasus positif harian yang masih dirawat di Kaltim sebanyak 3.272 orang.

Meski ditutup untuk umum, awak redaksi Kaltimtoday.co yang bertugas di Kukar, Supriyadha, diberi kesempatan untuk mengunjungi Museum Mulawarman, Jumat (26/3/2021). Supriyadha ditemani langsung pengelola Museum Mulawarman, Sugiyono Ideal. 

Sejumlah pengunjung berada di area taman Museum Mulawarman, Tenggarong.
Sejumlah pengunjung berada di area taman Museum Mulawarman, Tenggarong.

Kepada awak Kaltimtoday.co, Sugiyono mengungkapkan, kendati tidak dibuka untuk masyarakat umum selama satu tahun akibat pandemi Covid-19, museum masih tetap dirawat. Bahkan pemeliharaan terhadap museum ditingkatkan. Benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Kutai tetap rutin dibersihkan. Hal itu dilakukan supaya benda-benda bersejarah itu tetap terjaga dengan baik dan terhindar dari kerusakan.

Mayoritas koleksi barang bersejarah di Museum Mulawarman tetap ditampilkan di lemari-lemari kaca. Hanya beberapa koleksi yang terpaksa disimpan karena keterbatasan tempat. Pasalnya, ada sekira 5 ribu benda bersejarah milik Kerajaan Kutai yang disimpan di museum yang berlokasi di Jalan Tepian Pandan, Tenggarong tersebut. 

Sugiyono menuturkan, meski ditutup untuk masyarakat umum, pengelola masih menerima tamu. Namun dengan ketentuan khusus dan protokol kesehatan ketat. Misal pejabat pemerintahan atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian. Untuk masyarakat umum belum dibolehkan. 

"Tamu khusus itu pun harus terlebih dahulu berkomunikasi dan mendapat izin dengan pengelola museum sebelum berkunjung," kata pria yang menjabat sebagai Kasubbag Tata Usaha Museum Negeri Mulawarman tersebut. 

Selama mengunjungi Museum Mulawarman, awak redaksi Kaltimtoday.co mendapati sejumlah kerusakan, seperti keramik yang pecah-pecah. Adapula plafon jebol di ruangan bawah museum. Kerusakan plafon diungkapkan Sugiyono. Penulis tidak bisa melihat langsung kerusakan tersebut karena ruangan dikunci.

Kompleks pemakaman Sultai Kerajaan Kutai di area Museum Mulawarman, Tenggarong.
Kompleks pemakaman Sultai Kerajaan Kutai di area Museum Mulawarman, Tenggarong.

Sugiyono menuturkan, kerusakan-kerusakan di museum itu akan segera diperbaiki. Pemerintah pusat sudah mengucurkan anggaran dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Saat ini dalam proses administrasi. Sehingga untuk pengerjaan perbaikan di museum tinggal menunggu waktu. Dalam waktu dekat akan dimulai.

"Setiap tahun pasti ada perbaikan museum. Tahun ini juga ada, bahkan ada tambahan fasilitas yang dibangun," ungkap Sugiyono.

Selain perbaikan di bagian-bagian museum yang rusak. Tahun ini, pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk mempercantik taman dengan lampu hias di area Museum Mulawarman. Taman ini nantinya selain jadi tempat beristirahat diharapkan juga dapat digunakan untuk mengabadikan momen istimewa bersama keluarga yang berkunjung.

Pengunjung mengenakan masker melihat koleksi alat tenun yang disimpan di Museum Mulawarman, Tenggarong, Jumat (23/3/2021).
Pengunjung mengenakan masker melihat koleksi alat tenun yang disimpan di Museum Mulawarman, Tenggarong, Jumat (23/3/2021).

Penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana di Museum Mulawarman itu diyakini membuat minat masyarakat berkunjung semakin tinggi. Apalagi, pengunjung tidak hanya dapat melihat-lihat koleksi bersejarah milik Kerajaan Kutai, tapi juga berziarah ke pemakaman Sultan Kutai yang berada di area kompleks Museum Mulawarman, seperti Sultan ke-16 Aji Salehuddin I, Sultan ke-17 Aji Mohammad Sulaiman, Sultan ke-19 Aji Muhammad Parikesit, dan Sayyid Muhammad bin Sayyid Saleh bin Yahya.

Mengakhiri kunjungan, Sugiyono mengungkapkan harapannya agar kunjungan ke Museum Mulawarman bagi masyarakat umum kembali diizinkan. Sehingga masyarakat dapat kembali belajar dan melihat langsung benda-benda bersejarah milik Kerajaan Kutai.

Sugiyono mengungkapkan, pihaknya sudah berkirim surat ke Bupati Kukar Edi Damansyah dan Satgas Covid-19 Kukar. Diharapkan, izin membuka Museum Mulawarman untuk masyarakat umum kembali diizinkan.

[SUP | TOS]



Berita Lainnya