Kaltim

Sudah Berusia 15 Tahun, GOR Palaran Perlu Ditata Ulang

Kaltim Today
13 Januari 2023 19:05
Sudah Berusia 15 Tahun, GOR Palaran Perlu Ditata Ulang
Suasana dialog publik terkait prospek GOR Palaran ke depan yang dihadiri Irianto Lambrie. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - GOR Palaran sudah berusia 15 tahun. Dipakai pertama kali saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Kaltim ke XVII. Menurut tokoh masyarakat Kaltim, Irianto Lambrie, kawasan tersebut perlu dilakukan pemetaan ulang dengan kondisi aktual sekarang.

Dibangun 15 tahun silam, tentu banyak perubahan masalah. Apalagi sekarang kawasan GOR Palaran juga jadi lalu lintas tol.

"Saya berpikir lalu lintas tol itu harus diubah. Jadi khusus jalan masuk ke kawasan stadion saja. Jadi tidak mengganggu," ungkap Irianto saat ditemui pasca menjadi naraumber di dialog publik bertema Stadion Palaran, Kamis (12/1/2023) di Kafe Ong Samarinda.

Dia juga melihat adanya prospek Stadion Madya Palaran dikelola sebagai kawasan ekonomi, pariwisata, UMKM, pendidikan dan olahraga. Menurutnya, untuk menentukan pengelola bisa melibatkan sejumlah pihak.

"Badan pengelola ini personelnya bisa lintas OPD, lintas organisasi yang unsur-unsurnya bisa melibatkan pemerintah dan non pemerintah," lanjut Irianto.

Dia mencontohkan KONI yang bisa menjadi salah satu pengelola. Serta OPD-OPD terkait. Bahkan tokoh masyarakat, pengusaha dan pensiunan yang berpengalaman juga menurutnya bisa dilibatkan.

"Sehingga nanti, badan pengelola memiliki kewenangan yang lebih luas dan bisa bermanuver untuk membenahi dan merevitalisasi yang lebih tepat kawasan stadion ini," lanjut Irianto.

Melihat segala kompleksitas masalah yang ada di kawasan GOR Palaran, diakuinya memang perlu kesabaran dan waktu. Setelah itu, barulah hal-hal teknis dilakukan. Mulai menyusun rencana hingga audit bangunan. Termasuk rencana pembiayaan dan penganggaran serta teknis menganggarkannya.

"Ada sumber dana dari APBD Kaltim, APBN, atau pihak ketiga. Banyak alternatif yang bisa dilakukan. Tentu semuanya memerlukan kajian," tandasnya.

[YMD]



Berita Lainnya