Teks Foto:

Kaltimtoday.co, Penajam - Di tengah desakan pembentukan Koperasi Merah Putih sebagai program nasional, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Margono Hadi Sutanto, menyuarakan satu hal yang lebih mendasar: koperasi harus mampu menggantikan fungsi-fungsi ekonomi informal yang selama ini dikuasai oleh rentenir.

Ia menyebut tantangan ini tidak ringan, namun wajib diambil jika koperasi ingin benar-benar menjadi solusi.

"Intervensi pemerintah hanyalah sebagai pendorong, dan itu bagus kalau memang berjalan. Tapi kalau itu berjalan, tantangannya memang berat," kata Margono.

Dalam kerangka program Koperasi Merah Putih yang dicanangkan melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, pemerintah menargetkan pembentukan puluhan ribu koperasi baru di tingkat desa dan kelurahan. 

Namun Margono melihat bahwa keberhasilan tidak semata ditentukan oleh angka pendirian, melainkan sejauh mana koperasi bisa mengisi ruang ekonomi yang selama ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang justru menjerat masyarakat kecil.

"Simpan pinjam itu seperti yang saya katakan tadi, menggantikan peran-peran yang selama ini diisi rentenir," ujarnya.

Menurutnya, model rentenir yang memberikan pembiayaan dengan bunga tinggi dan sistem ijon saat panen masih banyak ditemui di kawasan pertanian. Di sisi lain, koperasi simpan pinjam yang benar-benar aktif dan mampu memberikan solusi modal secara cepat dan ringan masih sangat terbatas jumlahnya.

Margono menjelaskan, peran koperasi tak boleh hanya berhenti pada fungsi penyimpanan dan peminjaman uang. Ia mendorong agar koperasi mampu memperluas layanannya menjadi lembaga ekonomi yang bisa menyediakan kebutuhan pokok anggota, termasuk pupuk, alat pertanian, hingga layanan penjaminan.

"Tidak hanya meminjamkan uang, tetapi juga bisa meminjamkan pupuk, dan menjamin juga bisa. Cuma risikonya besar banget," tandasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]