Daerah

AMARAH Desak Pemerintah Perbaiki Jalan Poros Muara Badak-Marangkayu yang Rusak Parah

Supri Yadha — Kaltim Today 18 Desember 2024 16:57
AMARAH Desak Pemerintah Perbaiki Jalan Poros Muara Badak-Marangkayu yang Rusak Parah
AMARAH saat survei kerusakan jalan perbatasan Muara Badak dan Marangkayu. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Pesisir Daerah (AMARAH) mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki jalan poros berstatus jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Muara Badak dan Marangkayu. Kondisi jalan yang rusak parah menjadi sorotan, terutama di sekitar perbatasan Desa Sebuntal, Marangkayu, yang sejak tiga tahun terakhir mengalami longsor.

Ketua Umum Mahasiswa Marangkayu, Fiqri Pahresa mengungkapkan, kerusakan jalan ini telah menyebabkan keresahan masyarakat. Dari penyisirannya, dari Desa Tanjung Limau, Muara Badak sampai ke perbatasan Marangkayu itu ada banyak titik kerusakan parah. Jalan beraspal dan sebagian semenisasi itu terdapat lubang-lubang yang menganga, mulai dari ukuran besar, sedang, hingga kecil. 

“Untuk titik terparah itu berada di perbatasan kedua kecamatan, ada jalan yang berbentuk jembatan itu longsor sejak tiga tahun lalu, tapi sekarang hanya tambal sulam menggunakan tanah dan batang pohon kelapa,” kata Fiqri, Rabu (18/12/2024).

Kondisi jalan yang rusak ini menjadi penghubung utama bagi masyarakat Muara Badak, Marangkayu hingga Kota Bontang. Kerusakan semakin parah karena di bawah jalan longsor tersebut terdapat aliran air yang dikhawatirkan dapat mempercepat longsor susulan jika dibiarkan lebih lama. Dan, hanya setengah jalan yang bisa dilalui.

Koordinator AMARAH, Erdin Syam menambahkan, bahwa warga setempat telah berulang kali melakukan gotong royong untuk menambal jalan secara swadaya, namun upaya ini tidak cukup untuk mengatasi kerusakan yang terus memburuk. Banyak pengendara yang melintas di jalan tersebut harus ekstra hati-hati, mengingat lubang-lubang besar dan kondisi jalan yang buruk sering menyebabkan kecelakaan.

“Teman-teman di lapangan benar-benar melihat langsung kondisi ini. Sebagai pemuda asli Pesisir, kami sangat prihatin karena jalan yang katanya berstatus provinsi ini kondisinya memprihatinkan. Banyak korban sudah berjatuhan, terutama warga yang menggunakan jalan ini,” ucap Erdin.

Kerusakan jalan ini semakin diperburuk oleh aktivitas kendaraan berat dari perusahaan besar, seperti tambang batu bara dan migas, yang turut memanfaatkan akses tersebut. Meski begitu, hingga kini belum ada perbaikan signifikan dari pihak pemerintah.

Erdin menekankan, persoalan ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

“Saya tidak peduli ini jalan provinsi atau kabupaten. Kami hanya meminta akses utama yang menghubungkan dua kecamatan ini segera diperbaiki agar masyarakat bisa melintas dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya