Advertorial

Amplang hingga Amparan Tatak, 17 Warisan Budaya Tak Benda Kaltim Menuju Pengakuan Nasional

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 29 Juli 2025 16:36
Amplang hingga Amparan Tatak, 17 Warisan Budaya Tak Benda Kaltim Menuju Pengakuan Nasional
Analis Kesenian dan Budaya Daerah, Disdikbud Kaltim, Priangga. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya daerah. Tahun ini, sebanyak 17 elemen Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) diusulkan ke Kementerian Kebudayaan RI untuk mendapat pengakuan resmi sebagai kekayaan budaya nasional. 

Usulan ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk melindungi, mendokumentasikan, dan memberikan hak legal terhadap kekayaan budaya lokal yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat Kaltim. 

“Tahun ini, 2025, kami sedang mengusulkan 17 Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) ke Kementerian Kebudayaan RI untuk mendapatkan pengakuan secara nasional," tutur Kepala Bidang Kebudayaan, Sih Sudiono  diwakili Analis Kesenian dan Budaya Daerah, Disdikbud Kaltim, Priangga pada Selasa (29/7/2025).

Adapun 17 warisan budaya tak benda tersebut di antaranya, Pesengkeet Nayuq dan Puaas Utaas (Kubar), Beliatn Mantir (Kubar), Kriookng (Kubar), Sulam Tampar (Kubar), Pemala (Kubar), Bedandeng (Kukar), Beseprah Kutai (Kukar), Jajak Juragan Mabok (Kukar), Tari Topeng Penembe (Kukar), Dangai (Mahulu), Hudoq Kawit (Mahulu), Nemlaai (Mahulu), Petep (PPU), Bubur Peca (Samarinda), Amparan Tatak (Samarinda), Amplang (Samarinda), Perahu Tambangan (Samarinda).

Dalam proses pengusulan, pihaknya harus melengkapi dokumen dengan karya budaya pendukung, baik berupa jurnal, makalah, atau karya tulis lain yang telah dipublikasikan. 

Tim Kementerian Kebudayaan juga akan melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen tersebut, misalnya berupa dokumentasi video atau karya tulis, serta menghadirkan maestro atau narasumber yang relevan.

"Contoh amparan tatak kemarin sempat menjadi pembahasan oleh teman-teman dari Kalsel. Mereka menyampaikan bahwa meskipun juga ada di daerah mereka, sejauh ini mereka belum menyusun kajian karya budayanya. Namun tetap mendukung pengusulan amparan tatak kaltim ini," jelasnya.

Priangga menilai, pelibatan generasi muda pun sangat penting agar nilai-nilai budaya daerah tetap hidup dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

"Melalui berbagai program edukatif dan pelestarian, seperti sosialisasi di sekolah, pelatihan seni budaya, hingga festival lokal, Disdikbud berkomitmen menanamkan kebanggaan terhadap identitas budaya daerah secara konsisten. Generasi muda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga warisan leluhur," tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM] 



Berita Lainnya