Nasional
Apa Perbedaan Nyepi, Galungan, dan Kuningan? Berikut Makna, Tahapan, dan Waktu Pelaksanaan
Kaltimtoday.co - Umat Hindu di Indonesia akan merayakan sejumlah hari raya suci, yakni Nyepi, Galungan, dan Kuningan. Namun, tahukah kamu? Ketiga perayaan tersebut memiliki perbedaan mulai tujuan, tahapan, hingga waktu pelaksanaan.
Lantas, apa saja perbedaan ketiga perayaan suci tersebut bagi Umat Hindu? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Hari Raya Nyepi
Dilansir dari laman Kemenag, Nyepi adalah momen kesadaran batin dalam menyambut Tahun Baru Saka yang lebih baik dan harmonis. Selama Nyepi, segala aktivitas duniawi dihentikan secara total untuk mengevaluasi batin (subhaasubha karma).
Hari Raya Nyepi juga dianggap sebagai kesempatan untuk menyucikan diri manusia dan alam, serta mencari keseimbangan jiwa yang sejati.
Perayaan Hari Raya Nyepi didasarkan pada penanggalan Tahun Baru Saka. Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Hari Raya Nyepi 2024 jatuh pada 11 Maret dan diikuti dengan cuti bersama pada 12 Maret.
Adapun tahapan perayaan Hari Raya Nyepi sebagai berikut:
- Tawur
- Upacara Melasti
- Amati Geni
- Ngembak Geni
- Menghaturkan bhakti atau pemujaan
Hari Raya Galungan
Dilansir dari laman Kabupaten Buleleng, Galungan adalah hari raya umat Hindu yang memperingati penciptaan alam semesta beserta isinya serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma).
Istilah Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "bertarung" atau disebut juga "dungulan" yang artinya "menang". Meskipun demikian, dalam penyebutannya terdapat perbedaan antara Wuku Galungan (di Jawa) dan Wuku Dungulan (di Bali), namun keduanya memiliki arti yang sama, yakni wuku yang kesebelas.
Sementara itu, Hari Raya Galungan dirayakan setiap 6 bulan Bali (210 hari), jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan), sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Berdasarkan SE Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024, Hari Raya Galungan 2024 akan berlangsung dua kali pada Rabu, 28 Februari dan Rabu, 25 September.
Adapun tahapan perayaan Hari Raya Galungan sebagai berikut:
- Tumpek Wariga
- Sugihan Jawa
- Sugihan Bali
- Hari Penyekeban
- Hari Penyajan
- Hari Penampahan
- Hari Raya Galungan
- Hari Umanis Galungan
- Hari Pemaridan Guru
- Ulihan
- Hari Pemacekan Agung
- Hari Kuningan
- Hari Pegat Wakan
Hari Raya Kuningan
Dilansir dari laman Kabupaten Buleleng, Hari Raya Kuningan adalah perayaan untuk memohon perlindungan, keselamatan, dan tuntutan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan Pitara.
Hari Raya Kuningan kerap disebut sebagai Tumpek Kuningan. Kuningan bermakna warna kuning dan wuku yang ke-12. Wuku adalah kalender Bali yang menetapkan perhitungan 1 wuku sama dengan 7 hari. Sementara, 1 tahun kalender wuku terdapat 420 hari.
Perayaan ini identik dengan warna kuning dengan tumpeng yang terbuat dari nasi yang dicampur kunyit dan direbus dengan minyak kelapa serta daun pandan. Kegiatan ini mengandung nilai disiplin waktu lantaran persembahyangan Hari Raya Kuningan harus selesai sebelum jam 12 siang.
Berdasarkan SE Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024, Hari Raya Kuningan 2024 akan berlangsung dua kali pada Sabtu, 9 Maret dan Sabtu, 5 Oktober.
Demikian informasi mengenai perbedaan perayaan Nyepi, Galungan, dan Kuningan. Semoga bermanfaat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.