Samarinda
Bertemu Mahasiswa dari Cina, Jaang: Tidak Sempat Jemput di Bandara
Kaltimtoday.co, Samarinda - Diagendakannya pertemuan lima mahasiswa asal Samarinda dari tempat karantina Natuna, Riau lantaran Wali Kota Syaharie Jaang berhalangan saat mereka menginjakkan kakinya di Bandara APT Pranoto Samarinda, Minggu (16/2/2020) siang.
Hal ini diungkapkan Asisten I Setkot Samarinda Tedjo Sutarnoto. Kata Tedjo, pertemuan ini dilangsungkan sebagai dukungan moril Pemkot Samarinda kepada ke lima mahasiswa ini.
"Pak wali kota belum sempat menyambut di bandara, sehingga melakukan pertemuan di rumah jabatan," ucapnya.
Pertemuan pun dilangsungkan di rumah jabatan Jalan S Parman, Sungai Pinang, Senin (17/2/2020). Selain penyambutan langsung, Tedjo juga menuturkan, rasa terima kasihnya kepada pemerintah pusat yang sudah mengambil kebijakan evakuasi warga Indonesia dari Wuhan, Cina.
Agenda ini pun langsung direncanakan setelah jajaran Pemkot Samarinda mendapatkan kabar, kalau ratusan warga negara ini yang menjalani karantina di Natuna sudah dapat dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Selain itu, Tedjo juga mengharapkan agar, kondisi di Wuhan, Cina bisa kembali normal agar kelima mahasiswa ini bisa kembali melanjutkan aktivitas pendidikannya.
"Semoga cepat pulih dan mereka bisa cepat menyelesaikan pendidikannya, agar bisa kembali mengabdi untuk Samarinda," tandasnya.
Terpisah, seorang mahasiswa jurusan kedokteran lainnya bernama Desi Felia Wenny Palli dari Hubei Minzu University menceritakan, sedikit kondisi saat masih berada di Cina. Semua hal dirasa sangat menyulitkan kala itu.
"Benar-benar transportasi ditutup, jadi selama virus itu menyebar kami di asrama saja. Tidak ada kemana-mana," bebernya.
Dengan kondisi yang kian terpuruk karena diisolasi, para warga Indonesia ini akhirnya berinisiatif menghubungi pemerintah melalui gerakan organisasi mereka.
"Untuk keluar dari Wuhan itu sekitar satu jam, untuk dievakuasinya," imbuhnya.
Setelah berhasil keluar dari Wuhan dan menjalani masa karantina, kata Desi, seluruh warga negara yang dikarantina ini mendapatkan sertifikat kesehatan standar WHO dari dokter Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk urusan pendidikannya, mereka hanya bisa melanjutkan dengan sistem online terbuka.
"Mulai hari ini kami kuliah lagi. Kelanjutannya bagaimana, akan dikabarkan terus dengan pihak kampus," pungkasnya.
[JRO | RWT]