Daerah
BPBD Berau Ingatkan Wisatawan soal Bahaya Rip Current di Pesisir
Kaltimtoday.co, Berau - Kabupaten Berau, yang memiliki kondisi geografis dengan sebagian besar wilayahnya berupa perairan serta gugusan kepulauan dan pantai, tak luput dari ancaman rip current. Fenomena arus laut berbahaya ini belakangan santer menjadi perhatian media massa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim menjelaskan bahwa rip current adalah arus kuat yang bergerak menjauh dari pantai dan dapat menyeret perenang, bahkan yang paling kuat sekalipun, ke tengah laut. Arus ini terjadi akibat pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai, menciptakan arus balik dengan kecepatan tinggi.
Fenomena tersebut menjadi perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau yang mengimbau kepada wisatawan dan masyarakat di Kawasan Pesisir Selatan Berau, terutama di Pulau Derawan, Maratua, Talisayan hingga Biduk-Biduk agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar pantai.
"Rip current kerap terjadi di beberapa titik, termasuk di sekitar landmark Pulau Derawan, Maratua dan sepanjang pesisir Biduk-Biduk hingga Lamin Guntur," demikian ujar, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat.
Menurut berbagai literatur yang dipelajari Nofian, arus ini sulit terlihat dari permukaan laut kecuali dari ketinggian. Banyak wisatawan yang tidak menyadari keberadaan rip current sehingga berisiko terseret saat berenang.
Ia menambahkan, fenomena ini umumnya memiliki lebar sekitar 8 hingga 12 meter dan dapat menyeret seseorang hingga sejauh 20 meter ke tengah laut. Jika menghadapi rip current, ada trik khusus untuk menyelamatkan diri agar potensi terbawa arus dapat diminimalkan.
"Pastikan untuk tetap tenang terlebih dulu dan tetap mengikuti arus sambil berenang ke arah kanan maupun kiri hingga keluar dari area rip current, jangan melawan arusnya kita ikutin saja keluarnya kemana, sambil berenang dan pasti kembali lagi ke darat," ujarnya.
Dia berharap, pengelola resort dan pihak terkait lebih meningkatkan pengawasan di area yang rawan rip current, seperti menyediakan penjaga pantai terlatih, serta menara pemantau yang ditempatkan tepat di depan area bahaya tersebut.
"Kemudian peralatan keselamatan seperti pelampung, torpedo buoy, dan pelampung lempar sebaiknya tersedia untuk membantu penyelamatan jika terjadi insiden," bebernya.
Selain pengawasan, lanjut Nofian, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan juga sangat diperlukan mulai dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) hingga pihak terkait diharapkan aktif melakukan sosialisasi terkait bahaya rip current.
"Kami dari BPBD Berau juga siap memberikan edukasi kepada masyarakat," pungkasnya.
[MGN | RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Kurang dari Seminggu, Dua Insiden Karhutla Terjadi di Berau, BPBD Siap Siaga
- Keren! Pantai Nipah-Nipah Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik ADWI 2024
- Rekomendasi 2 Villa dan Camping Ground di Pantai Balikpapan yang Patut Dicoba!
- Wajib Dikunjungi! 7 Rekreasi Air di Kukar, Ada Pantai hingga Kolam Renang
- Pasca Puting Beliung, BPBD Tingkatkan Kewaspadaan, Siapkan Kolaborasi Pentahelix