Daerah

Rawan Kebakaran, BPBD Berau Rutin Lakukan Perawatan Unit

Kaltim Today
28 Januari 2025 14:26
Rawan Kebakaran, BPBD Berau Rutin Lakukan Perawatan Unit
BPBD saat lakukan perawatan unit armada kebakaran (Miko/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Kebakaran permukiman menjadi insiden yang harus diwaspadai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau. Sebab, di awal tahun 2025, peristiwa kebakaran telah terjadi lima kali dalam kurun waktu yang berdekatan.

Diawali insiden pada Selasa (1/1/2025) malam. Kebakaran melanda dua rumah kayu di Jalan Nusantara, Tanjung Redeb. Selanjutnya, Jumat (24/1/2025), rumah warga hampir terbakar di Jalan Akasia, Kelurahan Bedungun.

Peristiwa ketiga dengan dampak kebakaran cukup luas terjadi di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Minggu (26/1/2025) dini hari, dan di hari yang sama sore harinya, kebakaran melahap tiga rumah di Jalan Kampung Cina, Teluk Bayur.

Baru-baru saja terjadi, Senin (27/1/2024) dini hari di Simpang Empat, Kilometer 5, Jalan HARM Ayoeb, Rinding. Rentetan peristiwa kebakaran di awal tahun ini membuat pemadam kebakaran harus berjibaku dengan si jago merah di tengah kondisi SDM yang tidak mumpuni.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat saat melakukan pengecekan berkala unit armada damkar di Tepian Segah, Jalan Pangeran Antasari, Tanjung Redeb, Selasa (28/1/2025).

"Masih banyak SDM kami juga yang belum terlatih, sementara untuk sarana dan prasarana kami selalu rutin melakukan perawatan atau maintenance secara mandiri," katanya.

Langkah tersebut agar kesiapan armada tetap dalam kondisi prima apabila terjadi kejadian luar biasa seperti kebakaran maupun banjir dan bencana alam lainnya. Nofian menjelaskan, terkait unit yang digunakan untuk penanganan kebakaran dipastikan tetap dalam keadaan baik.

Kendaraan unit tangki diakuinya, jikw untuk di sekitaran kota (Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung dan Teluk Bayur) masih standar. Hanya saja ketersediaan yang ada memang perlu diimbangi dengan jumlah personel yang cukup.

"Armada tidak juga kurang dan tidak juga mencukupi, karena kalau semisal kita bilang kurang, harus diimbangi dengan ketersediaan personel, sementara cakupannya sangat besar nanti malah tidak sinkron jadi harapan saya memang perlu penambahan personel dan pelatihan kepada mereka," ungkap Nofian.

Dia menceritakan, apabila terjadi kebakaran, dalam sekali insiden BPBD langsung menerjunkan 2 unit mobil pemadam sekaligus. Jika skala kebakaran besar, maka markas akan menerjunkan hingga 6 unit untuk membantu.

"Apabila api tambah membesar maka kita minta bantu dari posko terdekat, tak jarang unit pemadam dari Bandara Kalimarau, Dinas Kehutanan dan water canon juga ikut membantu, makanya kami upayakan perawatan untuk armada agar selalu siap pakai," tandasnya.

Dari data BPBD, jumlah personel damkar dari 13 kecamatan hanya berjumlah 40 orang. Personel di markas kota Tanjung Redeb 17 orang dan yang paling minim berada di Kelay hanya 1 orang.

Bahkan apabila kebakaran dalam skala besar, personel di markas induk terkadang harus diturunkan semua. Baik yang tengah bertugas maupun yang libur tetap diterjunkan untuk membantu.

[MGN | RWT]



Berita Lainnya