Samarinda
Bumbu Gulai dan Kari Serbaguna Al-Lazied yang Legendaris, Puluhan Tahun Tetap Eksis di Samarinda
Kaltimtoday.co, Samarinda - Mempertahankan bisnis yang sudah dirintis selama 30 tahun lebih bukan hal mudah. Terlebih untuk memastikan cita rasanya tak berubah.
Pemilik usaha Bumbu Gulai dan Kari Serbaguna Al-Lazied, Syarifah Fadlun Bargah membagikan kisahnya kepada Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian (Disperin) Samarinda.
Bumbu gulai dan kari serbaguna yang dimaksud itu berbentuk bubuk. Sudah lama hadir di Kota Tepian, perempuan yang akrab disapa Alon itu menyebutkan bahwa dulu, nama merek bisnisnya adalah Son of Maryam.
Merek tersebut muncul saat bisnis tersebut dipegang oleh ayahnya. Jauh sebelum itu, neneknya lebih dulu merintis namun belum ada merek. Mayoritas masyarakat Samarinda memang mengenal bumbu gulai dan kari itu dengan nama Son of Maryam. Namun sejak 2017, akhirnya resmi berganti nama menjadi Al-Lazied.
"Dulu produk bumbunya banyak yang memalsukan. Jadi kita gantilah nama mereknya. Jadi hampir 5 tahun itu dipalsukan. Kita baru tahunya sekitar 1-2 tahun kemudian. Jadi kita ini istilahnya dari awal lagi memperkenalkan," ungkap Alon, Senin (26/7/2021).
Namun, bagi pelanggan setia yang sudah mengetahui produk ini sejak lama tetap bertandang ke toko yang berlokasi di Jalan Pulau Sulawesi/H Hasan Alwie Nomor 13 Samarinda. Alamat tersebut tak pernah berubah sejak dulu.
Seiring berjalannya waktu, Alon juga mulai merambah ke ranah online untuk makin memperluas pangsa pasar bisnisnya.
Di antaranya mempromosikan melalui laman Facebook dengan nama Allazied Gulaikari, Instagram allaziedgulaikari, bahkan sampai ke marketplace seperti Tokopedia. Bagi siapapun yang berminat dengan bumbu legendaris ini, juga bisa menghubungi nomor telepon (0541) 731038, ponsel 081257818113, atau melalui WhatsApp 081545050913.
"Kalau yang pelanggan lama, biasanya langsung datang ke toko atau pesan dengan jasa ojek online. Tapi alhamdullilah, kalau secara online ini juga banyak dari luar yang beli. Misalnya Tarakan, Jakarta, Bandung," beber Alon lagi.
Bubuk gulai dan kari serbaguna yang sudah jadi primadona sejak 1980-an itu terdiri atas 2 jenis kemasan. Yakni kemasan 10 gram untuk 1 setengah kilogram daging yang dibanderol seharga Rp 6 ribu dan 100 gram untuk 5 kilogram daging seharga Rp 60 ribu. Keduanya merupakan harga eceran.
"Kita juga terima pesanan orang untuk martabak sekaligus sama karinya. Kalau pilihan dagingnya macam-macam. Mulai sapi, kambing, ayam. Seperti katering. 1 pcs martabak Rp 7 ribu," jelasnya.
Banyak dari pelanggan yang menyampaikan bahwa daya tarik dari bumbu gulai dan kari olahan Al-Lazied mempunyai rasa dan aroma yang khas. Ketika diicip rasanya sangat pas. Itu juga yang jadi kelebihan dari produknya.
Disperin Samarinda juga menaruh perhatian dan memberi bantuan terhadap IKM-IKM yang ada di Kota Tepian. Termasuk ke Al-Lazied. Bantuan tersebut menjadi suatu keuntungan bagi para pelaku IKM. Salah satu contohnya, sebut Alon, Disperin membantu untuk pendaftaran merek.
"Jadi ada dibantu untuk pendaftaran merek. Karena susah juga kan kami selama pandemi ini untuk daftar sertifikat merek. Agak sulit harus online dan sebagainya. Alhamdullilah, Disperin membantu. Ini masih proses," pungkasnya.
[YMD | TOS | ADV]
Related Posts
- Perkuat Keamanan Siber di Kaltim, BSSN Libatkan Semua Stakeholder
- Ungguli Rudy-Seno di Survei Poltracking, Tim Isran-Hadi Tetap Fokus Kampanye untuk Dominasi Suara
- Data Jadi Kunci Sukses, Kolaborasi Tingkatkan Pembangunan Peternakan Kaltim
- Dispora Kaltim Gelar Festival Musik di Teras Samarinda, Hadiah Total Rp23,5 Juta
- Survei Poltracking di Pilgub Kaltim 2024: Isran Noor-Hadi Mulyadi 52,9%, Rudy Mas’ud-Seno Aji 38,4%