Kaltim
Darurat! Sejumlah Rumah Sakit di Kaltim Mulai Penuh, Nakes Banyak Terpapar Covid-19

Kaltimtoday.co, Samarinda - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kaltim kian meninggi. Walhasil membuat sejumlah ranjang di hampir semua rumah sakit terisi penuh. Akibat banyaknya pasien positif yang akhirnya harus mendapat pertolongan langsung di rumah sakit.
Kamis (8/7/2021), Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr Padilah Mante Runa mengungkapkan, keterisian ranjang rumah sakit yang penuh tak hanya dialami Benua Etam. Namun daerah lainnya di Indonesia juga bernasib sama.
"Bisa-bisa lumpuh kita ini. Kami sudah mengarahkan rumah sakit, tapi mau diapakan. Penuh, full (ranjang) semua. Toh seumpama kalau kita menambah tempat tidur, dan menambah tenaga, tetap penuh juga. Ini seperti banjir, air bah," ungkap Padilah kepada Kaltimtoday.co.
Padilah mengibaratkan cara mengatasi keterisian ranjang yang penuh seperti mematikan keran. Jangan sampai keran itu terbuka. Maksudnya, dengan PPKM Mikro yang saat ini telah diperketat, diharapkan dapat menekan angka kasus positif.
"Tenaga kesehatan juga kasihan. Mereka terkena imbasnya. Jadi kita tidak bisa bernapas lagi. Banyak yang sudah terpapar. Kalau di RSUD AW Sjahranie itu sudah hampir 30 nakesnya terpapar. Kalau di BPSDM tempat karantina itu sudah 2 yang terpapar," lanjut Padilah.
Menambah ranjang di rumah sakit juga bukan perkara mudah. Disebutkan Padilah, seandainya ada rencana penambahan, maka berpengaruh pula pada penambahan tenaga kesehatan (nakes). Sedangkan saat ini, nakes pun jumlahnya terbatas. Jika ingin mendirikan tenda darurat pun, maka akan terhambat pada siapa yang bisa menjaga para pasien. Jika tetap dipaksakan, khawatirnya justru akan menelantarkan pasien.
"Ini nakesnya tidak ada. Malah yang ada itu tumbang. Maret lalu saat tinggi-tingginya, itu kita sampai 1 bulan mengumumkan perekrutan, yang mendaftar hanya 18. Mereka juga takut," tambahnya.
Spesifik untuk di RSUD AW Sjahranie, maka dipilih opsi yang paling memungkinkan akibat penuhnya ranjang. Padilah menjelaskan lebih lanjut mengenai itu. Misalnya ada pasien yang kondisinya sudah membaik, maka segera dipindahkan ke ruangan lain.
"Nah ruangan yang tadinya bukan untuk ruang Covid-19, akhirnya dibuka untuk pasien Covid. Jadi pasien-pasien yang non Covid tapi perlu opname, akhirnya ditunda. Sebab ruangannya dipakai. Begitu saja caranya. Bukan menambah tempat tidur tapi melebarkan area," pungkas Padilah.
[YMD | TOS]
Related Posts
- Komisi I DPRD Samarinda Desak Big Mall Bertanggung Jawab atas Korban Sesak Napas akibat Kebakaran
- HMI Samarinda Tagih Janji 100 Hari Kerja Andi Harun-Saefuddin Zuhri, Soroti Banjir hingga Tambang
- DPRD Samarinda Matangkan Regulasi, Cegah Swasta Bangun Pemakaman di Lahan Sempit Padat Penduduk
- Stok Bapokting Jelang Iduladha Aman, DPTPH Kaltim Ajak Masyarakat Hindari Panic Buying
- Menjaga Wajah Kota: Peran Landmark Alam dalam Identitas dan Mitigasi Konservasi Lingkungan