Kutim

Derita Rahmat, Lumpuh Selama 17 Tahun dan Ditinggal Orangtua Kandung Sejak Bayi

Kaltim Today
05 Maret 2021 17:52
Derita Rahmat, Lumpuh Selama 17 Tahun dan Ditinggal Orangtua Kandung Sejak Bayi
Rahmat yang sehari-hari hanya terbaring diatas kasur. (Ramlah/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Nasib pilu dialami Rahmat Hadi (17), remaja yang tinggal di Gang Melati, Kecamatan Sangatta Selatan, menderita kelumpuhan dan tidak bisa bicara sejak masih balita.

Kelumpuhan yang mendera Rahmat , membuatnya hanya bisa terbaring di atas kasur tempat tidur dan tidak bisa beraktivitas apapun tanpa bantuan dari orang lain. Untuk sekadar memenuhi kebutuhannya seperti makan dan minum saja, Rahmat tidak bisa melakukannya sendiri tanpa ada yang menyuapinya.

Bahasa isyarat menjadi alat komunikasi Rahmat saat membutuhkan sesuatu untuk keperluannya, lantaran lidah dan mulutnya kelu tak mampu bicara dengan baik.

Suparmi, orangtua angkat Rahmat mengatakan, kelumpuhan yang mendera anak angkat jadi anak semata wayangnya itu bukan kelumpuhan sejak lahir, namun saat umur sekitar 9 bulan Rahmat mengalami panas tinggi hingga mengalami kejang-kejang.

“Awalnya anak ini sehat seperti bayi normal pada umumnya tapi setelah imunisasi ada demam sampai step dan kejang-kejang,” jelas Suparmi saat disambangi awak media di rumahnya, Kamis (4/3/2021) kemarin.

Lambat lain pun tubuh Rahmat tak ada pertumbuhan dan tak aktif layaknya bayi normal. Menyadari ada keganjilan terhadap pertumbuhan bayi Rahmat, Suparmi lantas bergegas memeriksakan Rahmat ke dokter.

Sejumlah awak media datang menjeguk Rahmat saat mendengar kisahnya. (Ist)
Sejumlah awak media datang menjeguk Rahmat saat mendengar kisahnya. (Ist)

Kini, Rahmat yang sudah menginjak usia 17 tahun, tak pernah putus asa dan kehilangan semangat hidup. Meskipun dia hanya bisa terbaring lemah di ruang tamu.

Dengan penuh kasih sayang Suparmi setiap hari merawat Rahmat yang hanya bisa terbaring di kasur lusuhnya. Tidak ada kata lelah ataupun putus asa yang keluar dari mulut Suparmi saat mengisahkan bagaimana dirinya selama ini merawat Rahmat.

“Dulu sering saya membawa Rahmat untuk berobat termasuk juga pengobatan alternatif di luar medis, namun untuk saat ini saya tidak bisa lagi karena tidak sanggup menggendong Rahmat seperti dia kecil dulu, karena selain saya sudah tua ukuran badan Rahmat sekarang semakin tinggi. Mungkin tak terhitung lagi berapa biaya yang saya keluarkan untuk pengobatan,” ucapnya.

Saat ditanya soal campur tangan pemerintah untuk membantu Rahmad, Suparmi menuturkan, bantuan dari pemerintah melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kutim pernah satu kali dia terima. Ketika itu, bantuan yang dia dapat adalah kursi roda.

“Pernah sekali ada bantuan dari Dinsos, bantuannya kursi roda, sekali itu saja,” sebutnya.

Suparmi tidak menutup diri ketika memang ada yang ingin membantu meringankan biaya pengobatan kedua anaknya.

“Bantuan apa pun itu bentuknya saya bersyukur dan ucapkan terima kasih,” tutupnya.

[El | NON]

 


Related Posts


Berita Lainnya