Samarinda
Jembatan Mahakam IV Resmi Dioperasionalkan, PPUR Masih Menunggu Hasil Putusan KKJT
Kaltimtoday.co, Samarinda - Setelah Kamis (2/1/2020), Jembatan Mahakam IV resmi dibuka oleh Gubernur Kaltim Isran Noor dan beroprasional untuk masyarakat Kota Tepian--sebutan lain Samarinda--pada Jumat (3/1/2020) pagi sekitar pukul 06.30 Wita, namun Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahaan Rakyat (DPUP2R) Kaltim hingga saat ini masih menunggu putusan dari Dirjen Bina Marga selaku Ketua Komisi Keamanan Jembatan Terowongan dan Jalan (KKJTJ).
Hal ini disampaikan Kadis PUP2R Kaltim Taufik Fauzi, sebelum hasil putusan pleno dari tim ahli KKJT berisikan 33 orang dari berbagai bidang konstruksi dan keselamatan keluar, maka Jembatan Mahakam IV sebagai ikon baru Samarinda akan terus mendapatkan pantauan dari pihak berwajib, agar ketentuan buat kendaraan roda dua, empat dan bus penumpang (sementara) di bawah 8 ton wajib dipatuhi.
Sebelumnya komisi ini sudah melakukan sejumlah uji beban di jembatan ini pada 22 Desember 2019 lalu. Nantinya, hasil catatan pleno disampikan ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan ditindaklanjuti hinga penerbitan sertifikat laik fungsi.
“Paling cepat 1 bulan sejak proses pengujian jembatan kemarin,” ungkap Taufik.
Kehadiran Jembatan Mahakam IV ini pun pasalnya telah dinanti-nantikan oleh masyarakat Samarinda sejak awal pengerjaannya di 2012 silam. Kehadiran Jembatan Kembar Mahkota 1 dan IV yang diharapkan membantu konektivitas dan mengurai kemacetan ibu kota.
Baik kendaraan dari dan menuju ibu kota provinsi Kaltim di Samarinda maupun ke ibu kota negara (IKN) di Sepaku. Sebelum Jembatan Mahkota IV hadir, Jembatan Mahkota 1 penuh sesak kendaraan. Tak heran, kepolisian terpaksa membuat sistem buka tutup atau bergantian melintas di jam padat, pagi dan sore hari.
“Kalau nanti saat IKN dimulai, bisa bertambah lagi (jumlah kendaraan yang melintas jembatan),” imbuhnya.
Meski belum ada perhitungan angka pasti, dari arus lalu lintas di jembatan besar pertama di Samarinda ini, namun DPUP2R Kaltim memperkirakan ada 8 ribu kendaraan bermotor yang melintas di jembatan yang diresmikan Presiden Soeharto 33 tahun silam ini. Angka itu, dia perkirakan dari jumlah rerata pengguna tol dari Samarinda ke Balikpapan.
Setelah dibukanya Jembatan Mahakam IV ini memang terlihat kalau animo masyarakat yang melintas begitu tinggi. Meski begitu, lalu lintas masih bisa dipecah dengan alternatif rute dan jembatan lain. Semisal jembatan Mahkota II yang bisa langsung terhubung ke Tol Balikpapan-Samarinda, dan Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu) di arah hulu Sungai Mahakam.
"Perkiraan sementara 20 persen kemacetan kendaraan bisa terurai," ucap Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Wakasat Lantas Polrestabes Samarinda, AKP Noordianto.
Lebih jauh dijelaskannya, ada dua jenis lajur di Jembatan Mahkota IV. Lajur kiri dan kanan untuk pengendara sepeda motor dan lajur tengah untuk kendaraan roda empat. Dari sisi Samarinda, lajur kanan sepeda motor untuk rute Samarinda Seberang. Sementara lajur kiri ke arah Jalan APT Pranoto. Untuk keselamatan, pengendara diimbau tak memacu kendaraan di atas 40 kilometer per jam.
"Ikuti aturan yang berlaku jangan memacu kendaraan melebihi kecepatan yang telah ditentukan," imbuhnya.
Terpisah, menganai struktur bangunan Jembatan Mahakam IV untuk menghindari insiden tertabrak kapal tongkang yang kerap melintas di bawahnya, DPUP2R Kaltim diketahui telah menyiapkan segala kemungkinan tersebut. Salah satunya, merancang kolong jembatan dua kali lebih lebar dari kembarannya. Yakni 220 meter.
“Ini antisipasi insiden tabrakan kapal. Dari arah hilir memang lebar. Kalau dari arah hulu masih sempit. Makanya, akan dibangun pengamanan jembatan oleh BPJN,” ucap Kepala Bidang Bina Marga DPUP2R Kaltim, Irhamsyah.
Sementara dari sisi pengawasan dan peringatan dini, disiapkan dua kamera closed circuit television (CCTV) yang memantau pergerakan di kolong jembatan. Beberapa buah disiapkan di atas struktur jembatan membantu segala pergerakan di bentangnya. Tak sampai di situ, dibenamkan sejumlah instrument pemantau kesehatan jembatan di beberapa titik struktur rangka bangunan.
Perangkat ini, bersama pemantau lampu tematik bakal terhubung dalam satu paket monitor. Lewat perangkat serba digital ini kesehatan jembatan bisa terpantau per jam. Direncakanan akan dibuat pos pantau tak jauh dari jembatan.
“Jika terjadi benturan dan ledutan tingi bisa termonitor per jamnya,” imbuhnya.
Jembatan ini menggunakan teknologi rangka pelengkung penerus yang terhubung ke pondasi. Panjang bentang 220 meter. Tingginya 22 meter dan lebar 16,9 meter. Desain ini, dikatakan Irhamsyah bisa bertahan 100 tahun dengan perawatan. Dipilihnya desain pelengkung agar bangunan terlihat artistik mirip jembatan di Australia.
Adapun anggaran jalan pendekat sisi Samarinda Kota senilai Rp 222,7 miliar dan sisi Samarinda Sebarang Rp 228,8 miliar. Sementara bentang tengah sekitar Rp 184,2 miliar. Total keseluruhan penyelesaian jembatan dan perlengkapan ditaksir Rp 800-an miliar dari APBD Kaltim.
“Jembatan ini lebih kuat, bisa menampung 1080 ton,” pungkasnya.
[JRO | RWT]