Samarinda
Kembali Padati DPRD Kaltim, Mahasiswa Minta DPRD dan Pemprov Sepakat Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pada pukul 13:49 Wita, ratusan mahasiswa mulai berkumpul di depan gedung DPRD Samarinda. Sejumlah aparat kepolisian sudah berjaga-jaga di depan gerbang. Dengan teratur, mahasiswa mulai berbaris rapi dan saling mengingatkan agar tidak saling terpisah satu sama lain. Jauh lebih tertib dibanding demo sebelumnya. Tujuan unjuk rasa hari ini yakni pada Senin (12/10/2020) masih sama seperti demo sebelumnya.
Mahasiswa tetap bersikukuh untuk menuntut DPR RI agar mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja. Salah satu koordinator lapangan (Korlap), Sayid Ferhat menyampaikan orasinya bahwa seluruh massa aksi yang datang hari ini tidak ada sama sekali memiliki niat untuk membuat ricuh dan merusak fasilitas. Mereka juga menyatakan tidak ada membawa senjata tajam.
Dalam konferensi pers yang disampaikan oleh perwakilan mahasiswa, mereka hanya ingin pihak Pemprov Kaltim dan perwakilan dari DPRD Kaltim bisa menyepakati bersama Omnibus Law UU Cipta Kerja itu. Sebab, mereka merasa ada beberapa poin di dalam UU tersebut yang tidak sesuai dan justru merugikan para pekerja. Sekali lagi para mahasiswa menegaskan bahwa aparat kepolisian tak perlu takut jika demo kali ini berakhir ricuh.
"Musuh kami itu bukan bapak dan ibu polisi. Musuh bapak dan ibu polisi juga bukan mahasiswa. Tapi musuh kami semua adalah Dewan Pengkhianat Rakyat!" seru Ferhat saat berorasi.
Selain kompak menyerukan sumpah mahasiswa, seluruh massa aksi juga menyanyikan lagu Iwan Fals yang berjudul Surat Buat Wakil Rakyat. Sembari bernyanyi, jari telunjuk mereka juga mengarah ke gedung DPRD Kaltim. Sepenggal lirik terdengar lantang.
"Wakil rakyat seharusnya merakyat. Jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Wakil rakyat bukan paduan suara. Hanya tahu nyanyian lagu 'setuju'," senandung mahasiswa.
Selain mahasiswa, perwakilan dari buruh juga memberikan orasi di depan massa aksi. Pada intinya, buruh mengklaim bahwa korupsi lah yang menghambat investasi. Senada dengan mahasiswa, buruh juga ingin pemerintah Kaltim dan DPRD Kaltim menolak dan menandatangani penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja. Pada akhirnya, inti dari tujuan mahasiswa hari ini akan tetap menunggu sampai mendapat tanggapan dari perwakilan DPRD Kaltim.
[YMD | RWT]