Kaltim
KPU Samarinda Gelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan DPT, KPU Kaltim Ingatkan Data Harus Valid dan Mutakhir
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pada Rabu (14/10/2020), KPU Samarinda akhirnya menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda 2020. Agenda kali ini bertempat di Grand Ballroom Aston Hotel & Convention Center Samarinda.
Sejumlah pihak turut hadir, mulai Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Samarinda, Bawaslu Samarinda, KPU Kaltim, Disdukcapil, Polresta Samarinda, Liasion Officer (LO) ketiga paslon, dan pihak terkait lainnya.
Dimulai sejak pukul 09.00 Wita. Sambutan diberikan oleh Iffa Rosita, komisioner Divisi Bidang Program Data dan Informasi KPU Kaltim. Iffa menyampaikan bahwa sejak dilakukannya pencocokan dan penelitian (Coklit) serentak, banyak fenomena dan kendala yang dihadapi hingga berakhir pada penetapan DPT.
Pihaknya kerap mengingatkan, KPU kabupaten dan kota seluruh Kaltim agar sebelum menetapkan DPT, mesti dilakukan pencermatan kembali terhadap Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) yang direkap oleh PPK. Itu dilakukan agar data tersebut valid dan mutakhir.
Jika data tersebut tidak jelas maka akan memengaruhi banyak hal. Mulai pada peningkatan partisipasi masyarakat hingga efisiensi anggaran. Iffa juga berharap, sampai hari H nanti Disdukcapil bisa tetap melayani pemilih-pemilih yang belum memiliki KTP elektronik.
"Tugas kita khususnya di divisi data harus tetap mendata mereka sebagai daftar pemilih. Sekarang juga bukan formulir C-6 lagi namanya kalau mau ke TPS. Nanti ada perubahan di PKPU menjadi form pemberitahuan. Ini akan memudahkan KPPS untuk menghapal nama formulir tersebut," lanjut Iffa.
Iffa juga menyampaikan perihal seandainya ada pemilih yang belum mempunyai KTP elektronik. Itu masih menjadi pembahasan di KPU RI dengan Ditjen Dukcapil.
Iffa juga menyebut, persiapan pembentukan KPPS tak kalah krusial. Menjadi ujung tombak dari suksesnya pemilihan ini. Dari 7 orang KPPS, setidaknya ada 1 atau 2 orang yang paham teknologi (IT). Sebab pada pemilihan di TPS ada digunakan aplikasi e-rekap.
Perihal target partisipan pemilih sebanyak 77,5 persen juga menjadi pekerjaan rumah yang berat. Iffa tak menampik bahwa, dia cukup sangsi apakah partisipasi masyarakat bisa memenuhi target itu di Samarinda.
"Pada saat tidak pandemi saja di Samarinda ini tingkat partisipasi pemilihnya peringkat 2 terendah. Tapi itu bisa jadi catatan dan bahan evaluasi untuk meningkatkan itu," lanjut Iffa.
Iffa juga meminta seluruh pihak agar bisa meyakinkan para pemilih untuk tetap aman saat mereka memberikan suara di TPS nanti. Tentu dengan protokol kesehatan ketat.
[YMD | NON | ADV]