Samarinda
Kualitas Udara Samarinda Sangat Tidak Sehat
Kaltimtoday.co, Samarinda - Kualitas udara di Samarinda sangat tidak sehat. Hasil itu diperoleh setelah Badan Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim melakukan pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) selama 24 jam terakhir. Kemudian diperoleh skor 234,2 mikrogram. Dan setelah di konversikan, nilai tersebut sangat jauh berbeda dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda tiga hari lalu.
"Itu artinya, kadar udara sangat tidak sehat. Angka tersebut sangat tinggi. Satu tingkat lagi udara Samarinda masuk dalam status berbahaya," kata Wiwit Guritno, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH Kaltim, saat dijumpai dikantornya.
Dia meyakinkan, keakuratan pengukuran tersebut bisa dipercaya. Sebab, dua rekan yang diajak kerjasama yakni Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Samarinda serta PT Mutu Agung Lestari mengukur kadar udara di Kota Tepian.
"Nama alatnya High Volume Air Sampler (HVAS) Ecotech 2000. Mereka juga punya lab. Jadi sangat akurat," tegasnya.
Dia menerangkan, setidaknya ada lima kategori ISPU, pertama itu baik, skornya 1-50, kemudian sedang 51-150 lalu 101-199 yang artinya tidak sehat. Selanjutnya, 200-299 itu sangat tidak sehat dan 300 lebih berbahaya. Itu sebab, pihaknya meminta warga Samarinda waspada.
"Kalau bisa warga tak banyak beraktivitas di luar ruangan terutama anak kecil. Jangan lupa pakai masker jika harus, terutama pekerja," sebutnya.
Dia menuturkan, BLH Kaltim dasarnya hanya berkoordinasi. Di Kaltim hanya beberapa dinas yang melaporkan kualitas udaranya di daerahnya masing-masing. Misalnya saja, Balikpapan dan Bontang. Dari keduanya, hanya Kota Taman, Bontang yang pasti hasilnya, 109 mikrogram. Dengan demikian kategori udara Bontang itu tak aman.
"Seharusnya PPU juga ada, sebab daerah itu juga terdampak karhutla," tambahnya lagi.
Wiwit menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DLH Samarinda. Dan dalam waktu dekat pihaknya akan membagikan 10 ribu masker dalam dua hari beturut-turut. Saat ini pihaknya juga melakukan pengukuran kualitas udara dengan alat Haz-dust, tapi tingkat kepercayaannya tak seakurat High Volume Air Sampler (HVAS) Ecotech 2000.
"Tapi bila diperlukan dalam waktu cepat sangat membantu," tandasnya.
[JRO | RWT]