Advertorial

Literasi Kesejahteraan, Dispusip PPU Dorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 08 Oktober 2024 18:30
Literasi Kesejahteraan, Dispusip PPU Dorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Kepala Dispusip PPU, Muhammad Yusuf Basra. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Penajam Paser Utara (PPU), Muhammad Yusuf Basra, menegaskan pentingnya literasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Menurutnya, literasi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan membaca, tetapi memiliki korelasi langsung dengan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Ia menyebutkan bahwa negara-negara dengan indeks literasi yang tinggi, seperti Finlandia, Denmark, dan Jepang, cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

"Literasi untuk kesejahteraan mungkin terdengar seperti sesuatu yang baru, tapi sebenarnya ini adalah program nasional. Literasi memiliki dampak yang besar terhadap kesejahteraan," ujar Yusuf. 

Ia menekankan bahwa literasi mampu membuka peluang lebih luas bagi masyarakat dalam hal akses informasi, pengelolaan keuangan, serta keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan zaman modern.

Yusuf memberikan contoh bahwa negara-negara seperti Finlandia, Denmark, dan Jepang yang memiliki indeks literasi tinggi juga mencatatkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 

“Kita bisa lihat bahwa negara-negara dengan indeks literasi yang tinggi, seperti Finlandia, Denmark, Jepang, cenderung memiliki kesejahteraan yang baik,” tambahnya. 

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan literasi secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, mulai dari ekonomi hingga kesejahteraan sosial.

Sejalan dengan program nawacita pemerintah, literasi di Indonesia juga mendapatkan perhatian khusus melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). 

Program ini bertujuan menjadikan perpustakaan lebih dari sekadar tempat membaca buku, melainkan pusat kegiatan sosial yang memberdayakan masyarakat. Yusuf Basra menjelaskan bahwa TPBIS menjadi instrumen penting untuk mengintegrasikan literasi dengan kegiatan sosial yang mendorong kesejahteraan.

"Ini juga menjadi bagian dari nawacita yang digagas oleh pemerintah, yang dikenal dengan TPBIS, yang berupaya memberi peran perpustakaan dalam mensejahterakan masyarakat," terang Yusuf. 

Melalui TPBIS, perpustakaan diharapkan mampu menyediakan pelatihan keterampilan, literasi digital, hingga program literasi keuangan yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya