Samarinda
Manfaatkan Aplikasi Android, Makmun Qomar Dorong Pelajaran Seni Budaya Jadi Lebih Menyenangkan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Dalam belajar mengajar hal yang paling penting adalah proses. Karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar tercapai atau tidak.
Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapaiannya tujuan pembelajaran. Mulai pendidik, peserta didik, lingkungan, metode atau teknik, serta media pembelajaran.
Faktanya, saat ini proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Bahkan membosankan. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia, sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai. Hal ini banyak dijumpai dalam semua mata pelajaran. Baik itu di bidang pengetahuan alam, sosial, bahasa, maupun seni budaya.
Hal inilah yang mendorong Guru SMP 12 Samarinda Mohammad Makmun Qomar untuk mencari cara agar anak-anak bisa belajar dengan mudah, semakin kreaitf, dan menyenangkan. Utamanya di bidang seni dan budaya, mata pelajaran yang dia ajar di sekolah.
Makmun Qomar memanfaatkan aplikasi android Mandala Coloring dalam proses belajar dan mengajar. Hasilnya, peserta didik sangat senang, aktif, dan semakin kreatif dalam membuat ragam hias yang diaplikasikan pada tas berbahan tekstil. Guru-guru mata pelajaran seni budaya di Samarinda pun setuju dengan pemanfaatan aplikasi Mandala Coloring tersebut. Guru merasa penggunaan aplikasi tersebut dalam proses belajar mengajar sangat membantu dalam menyelesaikan masalah pembelajaran seni selama ini.
Kepada Kaltimtoday.co, Makmun Qomar menjelaskan, pemanfaatan aplikasi Mandala Colorin dalam proses belajar mengajar dari hasil penelitiannya di sekolah terbukti sangat membantu. Bahkan mampu memecahkan masalah pembelajaran seni budaya yang ada selama ini.
“Hasil belajar dari karya siswa semakin bermutu. Siswa merasa sangat terbantu ketika menggunakan aplikasi Mandalam Coloring itu,” ucap Makmun Qomar ditemui usai mempersentasikan hasil penelitiannya tentang pemanfaatan media pembelajaran aplikasi berbasis android, Jumat (9/8/2019), di SMP 22 Samarinda.
Dikatakannya, metode dan pemanfaatan aplikasi ini mendapat dukungan dari Kepala SMP 22 Samarinda Asmuran, Ketua MGMP Seni Budaya Samarinda Ardaniah, serta guru-guru seni budaya se-Samarinda.
Adapun persentasi pemanfaatan aplikasi itu disampaikan Makmun Qomar sebagai sebagai persyaratan mengikuti kegiatan Inobel (Inovasi Pembelajaran) 2019 yang diadakan oleh Kesharlindung Dikdas. Sementara Desiminasi penelitian ini telah dilakukan pada tiga sekolah, yakni SMP 12 Samarinda, SMP 15 Samarinda, dan SMP 22 Samarinda.
“Inobel ini kompetisi inovasi pembelajaran bagi guru, baik dalam hal pendekatan, model, strategi, metode, teknik, maupun media pembelajaran. Untuk membantu memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan proses maupun hasil belajar yang bermutu sebagai tuntutan abad 21,” pungkasnya.
[TOS]
Related Posts
- BRIDA Jaring Pelajar Potensial untuk Persiapkan Generasi Periset dan Peneliti di Wilayah Kaltim
- Tarif Pajak Kendaraan di Kaltim Terendah se-Indonesia, Bapenda Sebut Upaya Ringankan Beban Masyarakat
- Tingkatkan Kualitas Riset, BRIDA Kaltim Gencar Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Perusahaan Luar Negeri
- Ayah dan Anak di Samarinda Diduga Aniaya Tetangga hingga Tewas
- Pakai Modus Kwitansi Fiktif, Polisi Samarinda Tangkap Pelaku Penggelapan Dana Perusahaan hingga Rp 126 Juta