Samarinda

Menengok Bank Ramli Graha Indah, Setiap Minggu Nasabah Rutin Setor Sampah

Kaltim Today
13 Agustus 2021 11:39
Menengok Bank Ramli Graha Indah, Setiap Minggu Nasabah Rutin Setor Sampah
Pembina Bank Ramli Graha Indah, Sri Purwatiningsih (kanan) saat memperlihatkan buku nasabah dan contoh sampah dari nasabah. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Eksistensi Bank Ramah Lingkungan (Ramli) tetap diminati meski di tengah pandemi. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda turut mencatat jumlah bank sampah yang tetap aktif di berbagai kelurahan di Samarinda.

Salah satunya Bank Ramli Graha Indah Samarinda. Kaltimtoday.co pun berkesempatan untuk menemui Sri Purwatiningsih, pembina Bank Ramli Graha Indah.

Bank Ramli Graha Indah sudah berdiri sejak 2011. Sri Purwatiningsih juga menjadi salah satu inisiator berdirinya bank tersebut. Saat ini, terhimpun sekitar 40-an nasabah yang aktif menabung sampah. Nasabah tak hanya datang dari kawasan Perumahan Graha Indah. Namun warga yang tinggal di daerah lain seperti Sambutan pun turut menabung di Bank Ramli Graha Indah.

"Biasanya bank buka setiap Minggu. Seminggu sekali, karena sampahnya warga juga enggak terlalu banyak. Terutama sampah organik. Paling banyak itu sampah anorganik," ungkap Sri Purwatiningsih saat ditemui di Bank Ramli Graha Indah, Jalan Pangeran Suryanata.

Bank biasanya beroperasi sejak pukul 10 pagi hingga 12 siang. Jumlah sampah yang biasanya dibawa nasabah juga variatif. Tak menentu, kata Sri Purwatiningsih. Ada yang banyak, pun sebaliknya. Sejak kasus positif Covid-19 kembali melonjak, mulai 1 Agustus lalu pihak bank meminta para nasabah agar meletakkan tabungan sampahnya di teras bank dan diberi nama.

Petugas Bank Ramli Graha Indah menimbang sampah yang disetorkan warga. (Yasmin/Kaltimtoday.co)
Petugas Bank Ramli Graha Indah menimbang sampah yang disetorkan warga. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Ada momen-momen tertentu di mana nasabah ramai menyambangi bank sampah. Misalnya, menjelang tahun ajaran baru. Biasanya, sampah yang ditabung berupa buku-buku bekas atau sisa kertas. Bahkan kertas revisi skripsi mahasiswa.

Ada beberapa jenis barang yang bisa ditabung. Misalnya gelas plastik bening dan berwarna, botol plastik bening dan berwarna, plastik campur seperti tutup galon, botol sampo, wadah kosmetik, ember, jerigen, kaleng, aluminium, kertas, buku, kardus, hingga minyak jelantah.

Periode buka kas dilakukan seminggu sekali dengan perhitungan pembagian hasil penjualan yaitu 25 persen ke pengelola dan 75 persen ke nasabah. Di Bank Ramli Graha Indah, penarikan tabungan hanya bisa dilakukan jika saldo sudah mencapai Rp 100 ribu.

Dijelaskan Sri, selain bisa mengantarkan sampahnya langsung ke bank, bisa pula pihak bank yang menjemput sampah di rumah nasabah. Otomatis harga sampah yang ditabung pun berbeda.

Kalau harga yang sampahnya diantar sendiri oleh nasabah sangat variatif. Mulai Rp 225 perak hingga Rp 7.500 ribu bergantung dengan jenis barang. Kalau dijemput, dimulai dari harga Rp 150 rupiah hingga Rp 2.750 ribu. Khusus untuk penjemputan, terbatas untuk Perumahan Graha Indah dan sekitarnya.

"Selain menerima tabungan sampah, kami juga ada kegiatan lain seperti berkebun dan daur ulang. Inisiatif kami sendiri. Setiap Minggu sekalian sambil tunggu nasabah," lanjut dia.

Setelah sampah-sampah dari nasabah terkumpul, barulah pihak bank membawanya ke pengepul. Jumlah sampah jadi pertimbangan sebelum dibawa ke pengepul.

[YMD | TOS | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya