Samarinda
Mengaku Belum Mendapat Informasi Resmi, Para Sopir Taksi Bandara APT Pranoto Menanti Kejelasan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pihak Bandara APT Pranoto Samarinda rencana akan melakukan penutupan operasional penerbangan selama 26 hari karena pengerjaan dua proyek. Meski pihak bandara telah melakukan koordinasi dengan para maskapai. Namun, hingga saat ini informasi resmi tentang penutupan itu masih belum diterima para sopir taksi.
Mereka yang biasa menggantungkan kehidupan pada layanan jasa transportasi ini, masih dibuat mengawang-ngawang.
"Kami belum dapat info resminya soal rencana (penutupan) itu," ucap Yadi salah seorang, sopir Sentra Taksi yang ditemui di pangkalan angkutan umum bandara.
Kata Yadi, baik dari pihak staf bandara maupun pihak perusahaan tempatnya mengabdi, dia belum mendapatkan kejelasan mengenai hal tersebut.
Biasanya, Yadi bersama-sama rekan sopir taksi lainnya, telah siap menjemput rejeki dari pukul 07.00 Wita hingga sore pukul 18.00 Wita. Lalu, bagaimana nasib mereka jika bandara akan ditutup selama 26 hari tanpa pemberitahuan yang jelas.
"Itu juga yang kami bingungkan. Mau ke mana dan ngapain," tuturnya.
Jika rencana tersebut benar terealisasi, maka dia tak sedikit pun menampik kerugian, lantaran tak bisa lagi menjalankan rutinitas hariannya. Lantas dari mana memperoleh rupiah bila sudah demikian. Yadi pun gamang tak bisa memberi jawaban.
Per harinya saja pria yang baru tujuh bulan menjadi sopir bandara ini hanya mendapatkan sekitar Rp 400 ribu. Duit itu pun bisa berubah tergantung jumlah penumpang.
"Pasti rugi. Kami juga resah dengan kondisi ini, tapi mau bagaimana lagi. Belum ada rencana lain jika bandara ditutup sementara," tambahnya.
Sementara itu, Heruddin, sopir taksi dari Angkasa Jaya menuturkan hal berbeda. Bersama rekan-rekan se-perusahaannya mengaku, telah mengetahui jika penutupan operasional bandara pasti akan dilakukan. Namun dirinya tak khawatir sebab dari informasi yang didapatnya hanya pesawat tipe Boeing yang tak bisa mendarat sementara pesawat jenis Cessna masih beroperasi.
"Kami akan menunggu informasi lebih lanjut. Kami tetap di sini saja. Mungkin sebagian kecil yang istirahat," terangnya.
Tetapi, jika nantinya jenis penerbangan Cessna, seperti Susi Air juga akan ditutup penerbangannya. Maka, Heruddin bersama rekannya telah menyiapkan rencana lainnya. Yakni, beralih ke aplikasi untuk mendapatkan penumpang.
"Mungkin dengan aplikasi itu kami pindah ke kota (mencari penumpang)," ujarnya.
Dirinya pun tak menampik soal rugi, sebab hal tersebut pasti terjadi bila selama 26 hari bandara tak beroperasi. Dampaknya akan dirasakan para sopir yang memang saban hari bergantung dengan para penumpang.
Bagi Heru, per harinya dia bisa memperoleh Rp 420 ribu, jika bandara ditutup operasionalnya untuk sementara maka bisa jadi dirinya tak mendapat rupiah.
"Syukur-syukur bisa dapat satu ret (Rp140 ribu)," akunya.
Seperti sopir lainnya, Heru juga datang ke bandara pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Oleh karena itu, pihaknya akan menunggu informasi yang valid terkait rencana itu. Pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya terhadap perusahaan yang menaunginya.
[JRO | RWT]