PPU

Petani Serambi Nusantara Harus Mandiri

Kaltim Today
23 Mei 2024 18:19
Petani Serambi Nusantara Harus Mandiri
Pj Bupati PPU, Makmur Marbun. (Humas Setda PPU)

Oleh: Pj Bupati PPU, Makmur Marbun.

Saya prihatin dengan kondisi pertanian di Penajam Paser Utara (PPU). Pertama, sistem irigasinya dan tata niaga padi yang kurang memihak petani. Kita semua saat ini mulai paham tentang kabupaten yang merupakan Serambi Ibu Kota Nusantara (IKN) ini. Istilah Serambi Nusantara ini mulai akrab di telinga masyarakat.

Kabupaten ini memiliki lahan padi dengan luas tanam lahan produktif padi sekitar 15.306 hektare, yang terbagi di Kecamatan Babulu seluas 10.121 hektare, Kecamatan Waru 1.253 hektare, Kecamatan Penajam 2.345 hektare dan Kecamatan Sepaku Sepaku 1.587 hektare.

Lahan ini, di kemudian hari tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pangan utama warga IKN yang diperkirakan mencapai 2 juta jiwa pada tahun 2025. Harus ada upaya strategis penemuan bibit unggul, serta memacu anak muda bertani dan mengembalikan lahan persawahan yang berubah jadi kebun sawit.

​Komoditas padi gunung, sawah, dan ladang, setahu saya 45.160, 69 ton per musim tanam. Namun sayangnya, produksi petani yang cukup besar ini belum memberikan kemakmuran, bahkan kemandirian kepada petani, akibat pola pengelolaan dan tata niaga yang kurang optimal kepada petani. Harga beli beras dan atau gabah yang murah.​

Saya ingin agar petani di PPU bisa seperti petani di Desa Loh Sumber yang memiliki Bumdes Sumber Purnama. Petani di Kecamatan Loa Kulu juga sudah mandiri. Saya mendengar, produk mereka sudah mampu masuk ke tempat-tempat perbelanjaan modern. Padahal, luas lahan persawahan di desa itu hanya 16 hektare dengan jumlah penduduk 3.152 jiwa, tetapi sudah mampu memproduksi beras kemasan Cap Tugu.

​Saya mendengar, Ketua DPC Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) mengeluh ribuan ton beras produksi anggotanya tidak terbeli oleh Bulog. Saya belum tahu persis penyebabnya apa, karena harga beli yang terlalu murah atau ada penyebab lain. Saya akan mencari tahu dan akan mendorong untuk perbaikan tata niaga padi beras ini.

​Petani di PPU harus mandiri dan harus belajar banyak dengan pola dan manajemen tata niaganya agar tidak menjadi persoalan bagi petani yang enggan menjual produknya karena harga beli pemerintah yang di bawah harga pasaran.

​Pemerintah Kabupaten PPU harus memfasilitasi petani agar melakukan studi banding ke Kabupaten Kutai Kartanegara. Maksud saya, agar petani PPU belajar manajemen, berkenalan dengan pola pasar terutama teknologi pengolahan dan meretas pasar umum, termasuk memperbaiki sistem pengairan persawahan Kecamatan Babulu agar tidak menjadi langganan banjir yang memusnahkan hasil panen.

​Bumdes harus memfasilitasi anak-anak muda desanya agar mampu mendesain kemasan yang menarik. Saya pikir, tidak terlalu sukar untuk memperoleh standar merek. Masyarakat bisa mendaftarkan merek yang mereka miliki ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI khususnya Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual secara online. Teknologi saat ini mempermudah masyarakat, itu sebabnya butuh motivator dan harus inovatif.

Kita sering mengidentikkan pangan dengan beras, karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Kebutuhan beras sebagai makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat inilah yang menyebabkan komoditas ini jadi sasaran utama orang orang tidak bertanggung jawab dan mempermainkan tata niaganya.

Berbagai daerah di Kalimantan Timur melakukan beberapa upaya agar mampu memenuhi kebutuhan beras daerah nya masing-masing, agar masyarakat daerah tersebut tidak kekurangan beras. Bahkan jika dimungkinkan, suatu daerah dapat menjadi pemasok daerah lainnya untuk kebutuhan beras. 

Kalimantan Timur adalah provinsi yang berada di Pulau Kalimantan dengan luas wilayah sebesar 127.346,92 kilometer persegi dan terdiri dari 10 Kabupaten dan Kota. Berdasarkan data pada tahun 2021, jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 3.766.036 jiwa. Kebutuhan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur per tahun kurang lebih 456 ribu ton, sedangkan ketersediaan beras lokal hanya mencapai 300 ribu ton per tahun.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka hasil dari beras lokal di Kalimantan Timur masih kurang untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat lokal. Upaya memenuhi kekurangan ketersedian beras di Kalimantan Timur ini bergantung kepada supply dari daerah lain diluar Provinsi Kalimantan Timur seperti dari daerah Sulawesi.

Berdasarkan kondisi yang demikian, maka PPU harus memiliki langkah untuk mengatasi kekurangan ketersedian beras bagi masyarakat agar dapat mewujudkan ketahanan pangan bagi kebutuhan lokal.

Beberapa Faktor yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan ketahanan pangan di PPU terutama karena kondisi geografi dan kondisi topografi yang pada umumnya merupakan daerah dengan karakteristik hujan tropis, sehingga memiliki jenis tanah latosol yang memiliki tingkat kesuburan rendah. Sehingga, perlu pemanfaatan maksimal dan teknologi pertanian yang tepat.

Akibat potensi geografi dan pemanfaatan lahan dan iklim secara umum di PPU, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan perlindungan varietas tanaman padi yang cocok dan melahirkan suatu varietas tanaman padi baru yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) merupakan salah satu bentuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, perlindungan ini diberikan kepada pemulia tanaman atau pihak yang telah melakukan pemuliaan tanaman. 

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual PVT banyak memiliki manfaat, seperti meningkatkan jumlah dan kecepatan varietas unggul baru yang kompetitif, meningkatkan kompetensi industri perbenihan, membendung banjirnya produk impor, meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja baru. Ini, menurut saya yang harus dikembangkan di PPU.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 29/2000 Tentang Varietas Tanaman dimuat bahwa, pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru. (*)

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya