Daerah

Dari Pekarangan ke Piring: B2SA Jadi Langkah Kaltim Lawan Stunting dengan Pangan Lokal

Kaltim Today
11 Oktober 2025 21:43
Dari Pekarangan ke Piring: B2SA Jadi Langkah Kaltim Lawan Stunting dengan Pangan Lokal
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Upaya memperkuat ketahanan pangan di Kalimantan Timur kini makin meluas. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim menggencarkan penerapan gerakan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) hingga ke tingkat desa. 

Program ini tak hanya menyasar daerah perkotaan, tetapi juga wilayah terpencil dengan akses pangan terbatas.

Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana, menjelaskan bahwa program B2SA menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran masyarakat agar mengonsumsi pangan lokal secara lebih variatif dan bernilai gizi seimbang. 

Menurutnya, gerakan ini tidak ditujukan pada desa tertentu saja, melainkan menyentuh seluruh wilayah di Kaltim secara bertahap.

“B2SA ini kita gencarkan ke semua desa dan kelurahan, karena penerapannya menyangkut kebiasaan sehari-hari. Bahkan masyarakat perkotaan pun perlu belajar memperbaiki pola makan agar lebih beragam dan bergizi,” ujarnya saat dijumpai Kaltim Today di Samarinda, Sabtu (11/10/2025).

Yana menambahkan, prioritas program tahun ini difokuskan pada daerah yang jauh dari akses pangan, seperti Mahakam Ulu dan wilayah pedalaman lainnya. 

Di sana, masyarakat masih cenderung menyajikan makanan sederhana tanpa tambahan sumber protein dan serat.

“Misalnya singkong hanya direbus, padahal kalau dicampur telur bisa menambah kandungan protein. Hal-hal sederhana seperti ini yang kita edukasikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yana menegaskan bahwa kabupaten dan kota memiliki peran penting dalam keberhasilan program B2SA. 

Pemerintah provinsi berperan memberi dukungan kebijakan dan pembinaan, sementara pelaksanaannya dilakukan melalui perangkat daerah hingga ke tingkat desa.

“Kabupaten dan kota itu punya akses langsung ke masyarakat. Jadi kami memberikan dukungan penuh dari provinsi, dan mereka yang menjalankan di lapangan,” ujarnya.

Sebagai bagian dari pelaksanaan B2SA, DPTPH Kaltim juga mengintegrasikan program ini dengan pemberdayaan keluarga di desa-desa stunting. 

Tahun ini, sudah ada sekitar enam desa yang menjadi sasaran pembinaan. Ibu-ibu yang memiliki balita stunting diberi pelatihan menanam sayuran dan buah musiman di pekarangan rumah.

“Kami ajarkan mereka menanam sayur, timun, dan buah-buahan sederhana agar bisa dikonsumsi sendiri. Jadi ada upaya nyata memperbaiki asupan gizi dari lingkungan terdekat,” tutur Yana.

Ia menambahkan, B2SA bukan hanya slogan, tetapi gerakan untuk mengubah perilaku konsumsi masyarakat agar lebih sadar akan gizi dan potensi pangan lokal. Selain mendukung program penurunan stunting, gerakan ini juga menumbuhkan kemandirian pangan berbasis sumber daya daerah.

“Kalau masyarakat terbiasa makan dari hasil kebunnya sendiri, mereka bukan hanya sehat tapi juga berdaulat pangan. Ini tujuan utama dari B2SA,” kunci Yana.

[NKH]



Berita Lainnya