Kaltim

Puluhan Siswa dan Guru SKOI Kaltim Positif Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan Sementara

Kaltim Today
10 Februari 2022 19:42
Puluhan Siswa dan Guru SKOI Kaltim Positif Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan Sementara
SKOI Kaltim di Palaran sampaikan ada sejumlah siswa, pelatih, dan tenaga administrasi yang hasil rapid antigennya reaktif. (SKOI Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kasus positif Covid-19 menimpa siswa, guru, pelatih cabor, dan tenaga administrasi sekolah di Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim. Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SKOI, Suprayogi melalui surat yang ditujukan kepada Ketua Satgas Covid-19 Samarinda pada 8 Februari 2022. 

Dalam surat itu, pria yang akrab disapa Yogi itu menyebutkan alasan menyurati Kepala UPT Puskesmas Palaran Samarinda disebabkan ada hasil tes PCR positif terhadap 2 orang siswa yang memiliki gejala Covid-19 dan tes dilakukan secara mandiri.

Walhasil, warga sekolah lainnya turut di-tracing dengan rapid antigen. Beberapa di antaranya reaktif Covid-19 dengan gejala ringan dan sebagian besar tanpa gejala. Rinciannya, guru sebanyak 3 orang, siswa 58 orang, pelatih cabang olahraga 1 orang, dan tenaga administrasi 2 orang. 

Dihubungi Kaltimtoday.co pada Kamis (10/2/2022), Yogi menjelaskan bahwa pihaknya memutuskan untuk mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dan siswa kembali masuk ke asrama pada 31 Januari 2022. Jumlah siswa yang masuk, sesuai dengan perencanaan pihak SKOI Kaltim yakni 166 orang. 

166 orang itu terdiri dari siswa yang duduk di kelas 12 SMA dan kelas 9 SMP. Selebihnya, mereka adalah atlet-atlet yang dipersiapkan untuk multievent seperti Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).  

Sarana yang digunakan siswa untuk berlatih memang ada di Stadion Palaran. Namun ditegaskan Yogi, sejak 31 Januari itu, pihaknya belum secara maksimal menggunakan tempat latihan. Sebab, kegiatan saat itu masih banyak di dalam lingkungan asrama. Tepatnya mulai 1-4 Februari 2022. 

"Jadi tidak ada juga yang pelatihnya membawa keluar. Kalau membawa keluar, harus dilaporkan ke kami supaya kami tahu. Seandainya terjadi sesuatu, maka kami bisa melihat dari mana. Jadi tidak serta-merta bisa keluar dari wilayah SKOI," tegas Yogi membantah penularan masif di SKOI Kaltim karena campur aduk siswa positif Covid-19 dengan yang negatif.

Meski begitu, dia tidak membantah reaktif Covid-19 puluhan siswa, guru, pelatih, dan tenaga administrasi SKOI Kaltim berpotensi disebabkan dari 2 siswa yang hasil PCR positif Covid-19. Sebab sebelumnya, kedua siswa tersebut berinteraksi dengan teman-temannya di asrama. Apalagi, tidak semua orang menyadari itu. Namun Yogi memastikan, seluruhnya sudah lebih sadar dan sekarang lebih mawas diri. 

Dia menuturkan, sarana protokol kesehatan seperti hand sanitizer, pengukur suhu tubuh, dan wastafel sudah tersedia di sekolah. Pada 30 Januari 2022, pihaknya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh ruangan. Mulai ruang kelas, pantry, dan asrama. 

Sebanyak 166 siswa itu pun dipastikan sudah menerima 2 dosis vaksin Covid-19. Saat akan menggelar PTM, SKOI Kaltim tak mewajibkan siswanya untuk membawa hasil tes PCR. Namun lebih memilih rapid antigen. Sehingga sebagian siswa yang berasal dari luar daerah harus menunjukkan hasil rapid antigen-nya. Melihat letak antara sekolah dan asrama yang masih 1 lingkungan, pihak sekolah juga meminta siswa untuk diukur suhu tubuhnya sebelum masuk kelas.

"Kami langsung koordinasi dengan Puskesmas Palaran. Kurang lebih ada 80 yang dilakukan rapid antigen. Total keseluruhan, itu kurang lebih ada 58 reaktif, positif 2, yang negatif 94. Itu jumlah sampai hari ini," bebernya.

Yogi juga menyebut, pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dan diberikan arahan. Pertama, bagi siswa yang negatif bisa kembali ke rumah masing-masing. Kedua, melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda dan Satgas Covid-19 Samarinda. Semua arahan itu sudah dilakukan SKOI Kaltim. 

"Arahan dari dokter yang mentracing kami di sini, kami harus melakukan isolasi mandiri di asrama selama 14 hari. Untuk memastikan, nanti kami akan swab lagi. Secara umum, sampai hari ini, semua alhamdulillah baik-baik saja," lanjutnya.

Bagi siswa yang dinyatakan negatif, tegas dia, sudah diminta untuk kembali ke rumah masing-masing. Sekolah mengizinkan karena berkaitan dengan permintaan orangtua. Sementara yang lainnya ada keperluan event dan mengikuti turnamen. Izin itu dikeluarkan SKOI Kaltim melalui surat resmi agar siswa bisa terlibat. Hingga saat ini, SKOI Kaltm kembali memberlakukan pembelajaran secara daring. Untuk karyawan, sebagian bekerja secara work from home (WFH) dan mendapat jadwal piket. 

Dia menjelaskan, saat ini, untuk penempatan siswa di asrama juga sudah diatur. Mereka yang positif akan digabungkan dengan yang positif. Sementara yang negatif, akan ditempatkan bersama yang negatif. Sebelumnya, dia akui, memang belum diatur. Tapi saat ini sekolah sudah mengatur penempatan asrama siswa disesuaikan dengan status positif atau tidak. 

"Yang jelas, kami sudah sampaikan ini ke orangtua. Kami tanya juga ke siswa dan atletnya. Ternyata orangtua sudah tahu. Ada yang meminta siswa tetap di asrama, ada yang mau dibawa pulang tapi tidak banyak," ungkap Yogi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Samarinda, dr Osa Rafshodia menjelaskan terkait kasus positif Covid-19 di SKOI Kaltim sudah ditangani pihaknya. Sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terbaru, semua yang positif namun tanpa gejala dan bergejala ringan, diminta melakukan isolasi mandiri selama 5 hari. 

"Puskesmas Palaran yang terus berkoordinasi dengan SKOI. Bagi yang bergejala ringan dan tak bergejala, mereka tidak perlu obat," jelas Osa saat dihubungi, Kamis (10/2/2022).

Lebih lanjut, Osa menyebut, tracing saat ini berbeda dengan tracing yang dulu. Sebenarnya, yang diutamakan adalah yang mempunyai gejala. Kemudian jenis tes yang diutamakan adalah rapid antigen.

"Yang jelas, edaran Menkes terkait tindak lanjut Omicron itu hanya ada 2. Protokol kesehatan dan vaksin. Jadi kalau ada kasus, ya dicek bagaimana pelaksanaan prokesnya dan status vaksin. Kalau untuk pengecekannya kan ada Satgas Covid-19 di kelurahan," beber Osa. 

Dikonfirmasi pada hari yang sama, Kepala Disdikbud Kaltim, Anwar Sanusi juga membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi soal kasus positif di SKOI Kaltim. Pihaknya pun langsung memberikan saran.

"Kemarin sudah saya sarankan. Kalau dipulangkan dia (siswa) dipulangkan malah kemana, isolasinya bingung, lebih baik isolasi saja langsung di asrama. Anak yang di asrama dan negatif, dipulangkan. Belajarnya daring," jelas Anwar.

Anwar juga menyebut, terkait bantuan kepada siswa yang positif, sekolah mempunyai anggaran untuk Covid-19. Namun tak menutup kemungkinan pula jika sekolah mendapatkan bantuan dari pihak lain. Misalnya dari Satgas Covid-19 Samarinda atau Kaltim.

[YMD | TOS]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya