Daerah

Realisasi PAD Kukar 2025 Baru 31 Persen, Sekda Akui Tekanan Ekonomi Pengaruhi Pendapatan Daerah

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 23 Desember 2025 16:56
Realisasi PAD Kukar 2025 Baru 31 Persen, Sekda Akui Tekanan Ekonomi Pengaruhi Pendapatan Daerah
Sekda Kukar Sunggono. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2025 hingga pertengahan Desember masih berada di kisaran 31 persen dari target yang ditetapkan. Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono menyebut, kondisi ini terjadi di tengah tekanan ekonomi yang berdampak pada berbagai sektor pendapatan daerah.

Kondisi ekonomi saat ini dijelaskannya memang memengaruhi seluruh sektor, termasuk asumsi pendapatan daerah yang telah ditetapkan sebelumnya. Sunggono menyebut, proyeksi pendapatan yang disusun dalam perencanaan tidak sepenuhnya sesuai dengan realisasi di lapangan.

“Asumsi pendapatan yang kita tetapkan itu memang meleset dari perkiraan yang kita rencanakan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/12/2025).

Berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni dan realisasi oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) per 18 Desember 2025, total target PAD Kukar tahun ini sebesar Rp 953,08 miliar. Namun realisasi yang tercatat baru mencapai Rp 295,58 miliar. Sektor pajak daerah ditargetkan sebesar Rp 364,45 miliar, dengan realisasi Rp 102,56 miliar atau sekitar 28,14 persen.

Sunggono juga menyinggung capaian pajak secara nasional yang dinilainya belum optimal. Ia merujuk pada pernyataan pemerintah pusat yang menyebutkan bahwa realisasi pajak secara umum masih rendah.

“Kalau saya pernah baca berita yang disampaikan Pak Menteri, pajak pusat saja yang direncanakan itu baru dicapai sekian persen,” katanya.

“Intinya kondisi ini rata dirasakan oleh semua daerah, termasuk daerah-daerah besar,” terangnya.

Selain pajak, retribusi daerah juga belum mencapai target. Dari target Rp 487,82 miliar, realisasi retribusi daerah baru mencapai Rp 165,24 miliar atau sekitar 33,87 persen. Sementara hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan hingga kini belum mencatatkan realisasi dari target Rp 44,14 miliar.

Terkait sektor PAD yang menjadi andalan, Sunggono menyebut komposisinya selalu berubah setiap tahun. Ia mengaku belum menerima laporan terbaru terkait sektor dengan capaian tertinggi pada tahun berjalan.

“Setiap tahun itu berubah-ubah. Untuk yang tahun ini, yang mana paling tinggi dan yang belum tercapai, saya juga belum dapat laporannya,” tandasnya.

[RWT] 



Berita Lainnya