Samarinda
Rencana Belajar Tatap Muka Langsung Harus Ada Evaluasi Mendalam
Kaltimtoday.co, Samarinda - Menyambut tahun ajaran baru pada Januari 2021 mendatang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah mengumumkan bahwa izin diadakannya pembelajaran tatap muka langsung diperbolehkan. Namun itu semua kembali lagi pada pemerintah daerah masing-masing. Bahkan, jika ada orangtua yang tak setuju untuk kembali ke sekolah pun akan dimaklumi.
Disampaikan oleh Salehuddin, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim bahwa beberapa waktu yang lalu pihaknya sudah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama beberapa pemangku kepentingan terkait pembelajaran tatap muka langsung. Rekomendasi dari Tim Gugus Tugas Covid-19 pun akan diperbincangkan sekaligus persiapan dari pihak sekolah dan orangtua.
"Bagi kami, kalau melihat situasi sekarang masih fluktuatif jumlah positif Covid-19. Kita berpikir ulang, kemudian mengevaluasi persiapannya. Walaupun, hampir semua daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Tinggal bagaimana kita melakukan komunikasi selalu," beber Salehuddin saat ditemui awak media pada Senin (7/12/2020).
Mengenai langkah ke proses pembelajaran tatap muka di Kaltim, Salehuddin menegaskan bahwa pentingnya untuk berpegang teguh terhadap protokol kesehatan 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Kemudian, tanggung jawab para kepala daerah yakni gubernur dan wali kota serta bupati harus seiring sejalan dengan keinginan dari pihak Satgas Covid-19 dan pemangku kepentingan sekolah. Dalam hal ini, Salehuddin masih melihat bahwa poin pentingnya masih terletak pada protokol kesehatan.
"Saya pikir kalau ada upaya untuk membuka sekolah dan menggelar tatap muka kembali, tentunya di Desember ini kita harus memastikan bahwa tiap sekolah mempersiapkan protokol kesehatan itu," lanjut Salehuddin.
Secara pribadi, Salehuddin belum menyarankan proses belajar tatap muka secara langsung. Meskipun di beberapa kabupaten kota, ada kecamatan atau desa yang memungkinkan hal tersebut dilakukan. Namun, Salehuddin menyatakan bahwa harus tetap ada proses evaluasi yang mendalam terkait mungkin atau tidaknya para siswa bisa kembali ke sekolah pada Januari 2021.
"Banyak konsekuensi yang harus kita terima ya. Sebab memang efektivitas serapan pembelajaran di daring itu hampir di bawah 30 persen. Tapi alternatif yang lain kalau misal tatap muka, kita berupaya agar jangan sampai anak didik tertular virus itu," ungkap politisi dari Fraksi Golkar itu.
Terkait simulasi pembelajaran tatap muka langsung, memang sudah dilakukan di beberapa sekolah. Namun melihat kondisi angka positif Covid-19 yang masih fluktuatif, maka mestinya jadi pertimbangan untuk proses belajar tatap muka. Oleh sebab itu, belajar daring mesti bisa dimaksimalkan.
[YMD | RWT | ADV DPRD KALTIM]