Internasional

Sejarah Paralimpiade Angkat Besi, Jadi Panggung Prestasi Atlet Disabilitas di Paris

Kaltim Today
05 September 2024 16:17
Sejarah Paralimpiade Angkat Besi, Jadi Panggung Prestasi Atlet Disabilitas di Paris
Atlet angkat besi di Paralimpiade Paris 2024, Ni Nengah Widiasih. (Kemenpora)

Kaltimtoday.co - Setelah euforia Olimpiade, kini perhatian dunia beralih ke Paralimpiade, sebuah ajang olahraga internasional bergengsi yang diperuntukkan bagi atlet disabilitas. Paralimpiade memberikan kesempatan kepada atlet yang memiliki keterbatasan fisik, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, hingga kehilangan anggota tubuh, untuk berkompetisi di berbagai cabang olahraga.

Paralimpiade 2024 yang berlangsung di Paris, Prancis, akan digelar dari tanggal 28 Agustus hingga 8 September 2024. Ajang ini diikuti oleh lebih dari 4.000 atlet dari berbagai negara yang akan bersaing dalam 22 cabang olahraga untuk memperebutkan 549 medali.

Angkat Berat: Salah Satu Sorotan Paralimpiade 2024

Salah satu cabang olahraga yang paling banyak mendapat perhatian adalah angkat berat. Di tengah berlangsungnya Paralimpiade Paris 2024, Google memperingati acara ini dengan menampilkan Google Doodle edisi khusus. Doodle tersebut menampilkan seekor burung biru yang melambangkan atlet angkat berat, terlihat sedang mengangkat kayu besar dengan burung kecil di atasnya, dikelilingi tulisan 'Google' berwarna emas yang dihiasi bulu burung emas.

Google Doodle hari ini mengajak pengguna untuk mendukung para atlet yang berlaga di cabang Para Powerlifting, sebuah cabang olahraga yang dikenal dengan kekuatan dan ketangguhan para pesertanya.

Sejarah Angkat Berat di Paralimpiade

Sebelum cabang olahraga angkat berat diperkenalkan di Paralimpiade, cabang angkat beban lebih dulu dipertandingkan dalam Paralimpiade Tokyo pada tahun 1964. Namun, baru pada Paralimpiade 1984 angkat berat resmi menjadi bagian dari kompetisi, meski awalnya hanya diperuntukkan bagi atlet laki-laki. Barulah pada Olimpiade Sydney 2000, kategori perempuan mulai diikutsertakan dalam cabang olahraga ini.

Pada pertandingan angkat berat, para atlet harus mengangkat barbel dari dada, menjaga posisinya, dan kemudian mendorongnya kembali dengan lengan lurus serta siku terkunci. Mereka berbaring di bangku khusus selama pertandingan dan hanya memulai angkatan setelah sinyal dari wasit utama.

Kategori angkat berat dibagi berdasarkan berat badan. Untuk kategori laki-laki, kompetisi dimulai dari 49 kilogram hingga lebih dari 107 kilogram, sementara kategori perempuan dimulai dari 41 kilogram hingga lebih dari 86 kilogram.

Wakil Indonesia di Paralimpiade 2024 Cabang Angkat Berat

Indonesia turut mengirimkan wakil di cabang olahraga para angkat berat. Salah satu atlet unggulan Indonesia adalah Ni Nengah Widiasih, yang berkompetisi di kategori 41 kilogram putri. Meski tidak berhasil meraih medali, Ni Nengah berhasil memecahkan rekor pribadinya dengan angkatan seberat 101 kilogram, melampaui catatannya di Paralimpiade 2020.

Selain Ni Nengah Widiasih, Indonesia juga memiliki dua wakil lainnya di cabang angkat berat. Siti Mahmudah akan berlaga di kategori 79 kilogram, sementara Sriyanti akan bertanding di nomor +86 kilogram.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya