Uncategorized
Soal Warga Pasar Segiri Samarinda Positif Covid-19, Dinkes Samarinda: Tidak Benar!
Kaltimtoday.co, Samarinda - Kabar berita tentang warga Pasar Segiri positif Covid-19 yang beredar luas melalui pesan whatsapp ternyata tidak benar adanya. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia pada Pers Conference Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Samarinda via aplikasi Zoom, Minggu (12/07/2020) sore.
“Masyarakat silahkan beraktifitas ke pasar, olahraga dan ke kantor asalkan selalu mematuhi 3 protokol kesehatan,” kata Osa.
[irp posts="14506" name="Apa yang Terjadi Jika Anda Terpapar Virus Corona?"]
Terkait pasien yang meninggal dunia karena Covid-19, dalam seminggu kemarin terdapat 4 kematian, 1 warga dari kabupaten Kutai Kartanegara, 2 pasien dari Surabaya dan Banjarmasin kemarin. Keduanya masuk ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Jumat (10/07) malam melalui ruang IGD.
“Kedua pasien ini ada penyakit pemberat yakni kencing manis atau diabetes,” ungkap Direktur RS AWS dr David.
Kedua pasien tersebut kemudian dilakukan tes swab PCR dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19. Namun saat mendapat perawatan medis, kondisi dua pasien ini terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia. Kedua pasien tersebut kemudian dimakamkan di Samarinda menggunakan protokol Covid-19.
“Untuk warga Surabaya tidak punya keluarga satupun di Kaltim, sehingga dikuburkan tanpa keluarga,” jelas David.
Kemudian mencari kontak keluarga di Surabaya dan berhasil menghubungi.
“Setelah kami berdiskusi pihak keluarga merelakan dimakamkan di sini dan meminta foto jenazah dan bukti hasil swab PCR terkonfirmasi positif,” jelasnya.
David mengatakan, permintaan keluarga pasien Covid-19 itu sudah dikirimkan.
“Saat ini Dinas Kesehatan sedang berfokus untuk memutus rantai penularan, bukan siapa yang tertular, karena bisa saja saya yang tertular atau pun anda atau keluarga anda yang tertular. Untuk itu sekali lagi kami tekankan agar patuh pada protokol kesehatan,” ungkap dr Osa.
[TOS]