PPU

Sosialisasikan Cagar Budaya Lewat Film, BPCB Kaltim Gelar Bioskop Keliling di PPU

Kaltim Today
24 Juni 2021 19:58
Sosialisasikan Cagar Budaya Lewat Film, BPCB Kaltim Gelar Bioskop Keliling di PPU
Suasana bioskop keliling yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kaltim. (Foto: istimewa)

Kaltimtoday.co, Penajam – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur (Kaltim), menggelar kegiatan bioskop keliling di Penajam Paser Utara (PPU) pada 22-26 Juni 2021. Kegiatan itu sebagai sosialisasi dan publikasi pentingnya pelestarian cagar budaya kepada masyarakat, utamanya kalangan millenial.

Bioskop keliling tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU pada Selasa, (22/6/2021) di aula lantai satu Kantor Bupati, yang juga dihadiri perwakilan dari BPCB Kaltim. Setelah pembukaan, langsung dilanjutkan dengan pemutaran film perdana yang dihadiri oleh 30 orang perwakilan pelajar SLTA, yang mana tentunya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kegiatan itu juga dapat diakses melalui zoom meeting bagi masyarakat atau pelajar di rumah.

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Tenaga Kebudayaan Disbudpar PPU Budi Setyo menerangkan, bioskop keliling itu diselenggarkan pada 22-25 Juni yang diperuntukkan bagi pelajar SLTA sederajat di PPU. Selanjutnya pada hari terakhir yaitu 26 Juni dikhususkan bagi komunitas pecinta Cagar Budaya Benuo Taka. Pihaknya menyambut baik kegiatan itu sebab, dengan ini dapat meningkatkan pemahaman anak muda dan masyarakat perihal cagar budaya.

“Ini hal positif ya, kami (Disbudpar) juga turut berpartisipasi tentunya. Kegiatan ini berguna untuk sosialisasi mengenai pentingnya cagar budaya, yang mungkin masyarakat belum banyak mengetahui tentang hal itu. Daerah PPU sendiri kan ada, contohnya seperti meriam dan bunker yang merupakan cagar budaya dan memiliki nilai sejarah tersendiri,” jelasnya kepada kaltimtoday.co.

Pihaknya berharap, kegiatan ini bisa rutin diagendakan tiap tahunnya, bahkan bila perlu lebih intensif. Pada masa mendatang, jangkauan juga diharapkan lebih luas, serta media bukan hanya menonton film saja, namun lebih interaktif seperti dialog dan tanya jawab. Akhirnya, semua pihak bisa lebih peduli untuk kelestarian cagar budaya tersebut.

“Ke depan semoga bisa diperuntukkan bagi kalangan lebih luas seperti pelajar SD, SMP, SMA, dan masyarakat terutama di daerah yang memiliki potensi cagar budaya untuk dikembangkan. Masyarakat utamanya anak muda, bisa semakin terbuka wawasannya soal apa itu cagar budaya, juga bagi warga yang tinggal di sekitar situs cagar budaya itu paham bagaimana memperlakukan benda cagar budaya,” lanjutnya.

Kagiatan ini juga mengingatkan pemerintah bahwa keberadaan Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) itu penting, sementara di PPU sendiri belum ada. Benda-benda yang berpotensi menjadi cagar budaya perlu penelitian lebih lanjut oleh TACB, yang mana kemudian bisa merekomendasikan kepada kepala daerah bahwa sebuah situs bisa berstatus sebagai cagar budaya.

“Sedianya BPCB keliling ke tempat-tempat keramaian, karena memang konsep awalnya adalah “bioskop keliling”. Namun, dikarenakan pandemi Covid-19 maka penyelenggaraannya menjadi terpusat dan lebih terbatas. Protokol kesehatan Covid-19 juga diterapkan. Film yang diputar seputar tema sosial, pendidikan dan cagar budaya, sebagai contoh film Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat di Kutai Timur,” tutupnya.

[ALF | RWT | ADV DISKOMINFO PPU]



Berita Lainnya