Entertainment
Spotify di Tengah Kontroversi Global: Musisi Menuntut Etika dan Transparansi

Kaltimtoday.co - Belakangan, industri musik dikejutkan dengan kabar bahwa sejumlah musisi dan label musik internasional menarik karya mereka dari Spotify. Fenomena boikot ini menjadi sorotan publik karena tidak hanya berkaitan dengan musik, yang menjadi jiwa banyak khalayak, tetapi juga berkaitan dengan etika dan tanggung jawab sosial para seniman terhadap bidang yang mereka geluti.
Langkah ini dipicu oleh keputusan CEO Spotify, Daniel Ek, yang menginvestasikan dana pribadinya ke Helsing, perusahaan teknologi pertahanan asal Jerman. Investasi tersebut memicu kontroversi karena Helsing mengembangkan sistem senjata berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk drone tempur dan kapal selam otonom, yang dianggap bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan etika banyak musisi.
Keputusan musisi untuk memboikot Spotify merupakan bentuk kesadaran mereka terhadap dampak teknologi militer AI dalam konflik global. Misalnya, drone dan sistem militer otomatis dapat digunakan dalam operasi militer yang menimbulkan korban sipil, termasuk dalam genosida yang terjadi di Palestina, serta berbagai wilayah lain yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis.
Fenomena ini menimbulkan efek ganda. Di satu sisi, musisi menunjukkan bahwa mereka memiliki suara dan kekuatan untuk menentang kebijakan yang dianggap tidak etis. Mereka menegaskan bahwa keputusan bisnis, termasuk investasi CEO, dapat memengaruhi persepsi publik dan citra platform. Namun, di sisi lain langkah ini memaksa Spotify untuk lebih transparan dan mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan, baik terkait investasi maupun kebijakan royalti.
Faktor royalti yang dianggap tidak adil di Spotify pun merupakan pemicu bagi para musisi untuk menarik karya mereka. Sejumlah katalog musik benar-benar dihapus dari platform streaming terkemuka ini. Beberapa musisi yang paling menonjol dalam mengambil langkah ini adalah Deerhoof, King Gizzard & the Lizard Wizard, Massive Attack, Leah Senior, Skee Mask, Godspeed You! Black Emperor, dan Hotline TNT.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa protes para musisi bukan hanya sekadar pernyataan publik, tetapi juga aksi nyata yang berdampak pada distribusi musik dan hubungan antara musisi dengan platform streaming. Penggemar yang terbiasa mendengarkan karya favorit mereka di Spotify harus mencari alternatif lain untuk tetap menikmati musik dari para musisi tersebut.
[AINA]