Daerah

Dinkes Kaltim Beri Alasan Penutupan Dapur MBG di Samarinda: Ada Penjamah yang Belum Dilatih

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 03 Oktober 2025 14:31
Dinkes Kaltim Beri Alasan Penutupan Dapur MBG di Samarinda: Ada Penjamah yang Belum Dilatih
Potret pelajar SMA di Samarinda tengah menikmati makan bergizi gratis (MBG). (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur memberikan alasan mengenai penutupan salah satu dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) sementara waktu di Samarinda. Dari keterangan yang didapat, SMAN 2 Samarinda terkena dampak dan tidak mendapatkan distribusi MBG saat ini.

Salah satu alasan penutupan sementara lantaran penjamah dari dapur MBG terkait belum mendapatkan pelatihan.

"Jadi begini, kemarin saat pertemuan kita sudah membahas bahwa ada dapur yang penjamahnya belum dilatih. Karena kesibukan Dinkes, pelatihan sempat ditunda. Namun, beberapa hari lalu sudah dilaksanakan pelatihan," ungkap Tenaga Sanitasi Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Carla pada Jum'at (03/10/2025).

Dari awal, pihaknya selalu menekankan kepada seluruh SPPG, bahwa yang penjamahnya belum dilatih harus di-off-kan sementara.

"Di Samarinda ada satu SPPG yang ditutup sementara, sedangkan di Kukar ada satu juga.  Tetapi di kukar mereka sudah lebih dulu melaksanakan pelatihan sehingga tidak perlu di-off-kan," bebernya.

Tenaga Sanitasi Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Carla. (Istimewa)
Tenaga Sanitasi Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Carla. (Istimewa)

Selama penutupan sementara, kami juga memberikan masukan terkait layout dapur untuk mencegah potensi kontaminasi silang. Jadi selain pelatihan, ada evaluasi teknis yang juga dilakukan. Lokasi SPPG yang ditutup berada di daerah Lempake, Samarinda.

"Untuk Samarinda, setelah pelatihan selesai, seharusnya mulai Senin depan sudah bisa beroperasi kembali," jelasnya.

Terkait sertifikasi, memang masih dalam proses. Instruksinya adalah percepatan penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Namun, sesuai aturan, setiap dapur wajib dilakukan pemeriksaan sampel pangan terlebih dahulu. 

"Kami sedang koordinasi dengan MBG. Kalau itu berjalan, kita bisa segera terbitkan SLHS. Intinya, anak-anak kita di Kaltim yang mengonsumsi produk ini harus benar-benar terjamin keamanannya," tutupnya,

[RWT]



Berita Lainnya