Kutim
Tiga Hari Pendaftaran Paslon, Tak Ada Petugas Dinkes Ditempatkan
Kaltimtoday.co, Sangatta - Euforia masyarakat dalam menyambut pesta demokrasi nampaknya sulit dicegah meskipun di tengah situasi pandemi.
Terlihat selama tiga masa pendaftaran bakal calon kepala daerah, hampir seluruhnya membawa iring-iringan atau konvoi.
Seperti yang terlihat di lapangan, tiga Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) yang mendaftar semuanya diiringi oleh para pendukung, hingga terjadi gerombolan massa.
Di hari pertama pendaftaran euforia pendukung, simpatisan dalam mengantarkan jagoannya yakni Paslon Mahyunadi-Kinsu diiringi iring-iringan hadrah.
Kemudian di hari kedua pendaftaran ada Bapaslon ASKB yang menuju ke KPUD Kutim diantar oleh ribuan pendukung dengan ratusan mobil hingga dijemput dengan tarian adat. Meski dari paslon ASKB yang hadir langsung ke KPU hanya calon bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman sementara calon wakil bupati Kutim Kasmidi Bulang mengikuti proses pendaftaran secara virtual lantaran dirinya dinyatakan positif Covid-19.
Begitu juga dengan Bapaslon Awang Ferdian Hidayat dan Uce Prasetyo yang mendaftar di hari ketiga yang tak ketinggalan diantar oleh sejumlah pendukungnya.
Lantas dimana peran Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam mencegah hal ini?
Terlebih selama tiga hari pendaftaran tidak ada satu pun petugas dari dinas kesehatan yang ditempatkan di KPU Kutim.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kutim, dr Bahrani Hasanal mengklaim sudah terlibat dalam tahap pendaftaran.
“Beberapa kali kegiatan KPU, kami terlibat baik di tingkat kecamatan, namun untuk standby di KPU juga tak ada surat dari KPU,” terang dr Bahrani, Minggu (6/9/2020).
Dia mengakui sulit mencegah euforia masyarakat dalam mengikuti pesta demokrasi 5 tahunan ini.
“Selama itu di tempat terbuka, kita tak bisa menahan massa, apalagi euforia seperti ini massa tak bisa dibendung,” jelasnya.
Bahrani menyebutkan, dari awal selalu mengimbau agar para pendukung, simpatisan agar terus menerapkan pentingnya protokol kesehatan karena dikhawatirkan akan muncul klaster baru, yaitu klaster Pilkada.
“Kami tidak bisa melarang orang datang. Namun sebaiknya si calon dan para pendukung, simpatisan yang ikut yang harus lebih bijak," ungkap Bahrani.
Meskipun sebenarnya, penerapan protokol kesehatan yang dijalankan oleh KPU Kutim sudah cukup bagus.
Seperti menyediakan tempat cuci tangan sebelum masuk, penyemprotan disinfektan, pengecekan suhu badan dan membatasi orang-orang yang bisa ke aula KPU.
“Penerapan protokol kesehatan sudah bagus. Tinggal para pendukung yang hadir ini saja harus lebih bijak untuk tahap selanjutnya nanti,” pungkasnya.
[EI | RWT]