Nasional
Tingkat Produksi Rendah, Harga Bawang Merah Naik dan Sumbang Inflasi Pada Mei 2023
Kaltimtoday.co - Badang Pusat Statistik (BPS) melaporkan komoditi bawang merah termasuk penyumbang terbesar inflasi kategori bahan makanan pada Mei 2023 sebesar 7,29 persen dan andil mencapai 0,03 persen terhadap inflasi nasional.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan tingkat produksi bawang merah masih tergolong rendah sehingga pasokan bawang merah tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak terpenuhi pasokan bawang merah membuat harganya naik dan menyebabkan inflasi,
Selain bawang merah, komoditi bawang putih turut menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada Mei 2023 sebesar 7,07 persen dan andil mencapai 0,02 persen.
Dilansir dari Suara.com, Pudji mengatakan, inflasi komoditi bawang putih dikarenakan jumlah impor bawang putih yang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Keterbatasan ini berpengaruh terhadap kenaikan harga bawang putih di pasar tradisional.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, kenaikan harga bawang merah mencapai 1,79 persen dari Rp39.200 menjadi Rp39.900 per 5 Juni 2023. Sedangkan, kenaikan harga bawang putih mencapai 5,38 persen dari Rp37.150 menjadi Rp39.100.
Di sisi lain, beberapa bahan makanan lain juga menjadi alasan naiknya inflasi pada Mei 2023. Seperti daging ayam ras yang mengalami inflasi mencapai 2,10 persen dan andil 0,03 persen, ikan segar mengalami inflasi mencapai 0,93 persen dan andil 0,02 persen, dan telur ayam mengalami inflasi mencapai 2,93 persen dan andil 0,02 persen.
Jika dilihat secara keseluruhan, komponen bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 0,50 persen dan andil 0,10 persen pada Mei 2023.
Related Posts
- Pasar Murah Tenggarong Diserbu, Upaya Pemerintah Kukar Kendalikan Inflasi
- Akhir Tahun, Inflasi Balikpapan dan PPU Tetap Terkendali
- Pangan Dominasi Inflasi November 2024, Tomat dan Bawang Merah Mendominasi
- BPS Beri Penghargaan ke Pemkab PPU atas Keberhasilan Pengelolaan Data Ketahanan Pangan
- Inspektur BPS Dadang Hardiawan Tekankan Pentingnya Integrasi Data Statistik di Indonesia