Nasional

3 Siklon Tropis Dekati Indonesia, Ini Penyebab dan Dampaknya Menurut BMKG

Network — Kaltim Today 23 September 2025 15:17
3 Siklon Tropis Dekati Indonesia, Ini Penyebab dan Dampaknya Menurut BMKG
Ilustrasi. (Pexels)

Kaltimtoday.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat terkait fenomena cuaca ekstrem yang tengah melanda Indonesia. Saat ini, ada tiga bibit siklon tropis yang terpantau melalui satelit, berpotensi menimbulkan hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

Melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), BMKG mendeteksi adanya tiga sistem cuaca pada Senin (22/9/2025), yakni Bibit Siklon Tropis 98B, Siklon Tropis Ragasa, dan Bibit Siklon Tropis 92W. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Bibit Siklon Tropis 98B

Terletak di Teluk Benggala, timur laut Samudra Hindia, bibit siklon ini masih berpeluang rendah untuk berkembang dalam 24–72 jam mendatang.

  • Kecepatan angin maksimum: 15 knot
  • Tekanan minimum: 1.006 hPa

Meski peluang pertumbuhannya kecil, gelombang tinggi berpotensi muncul di utara Selat Malaka dan Samudra Hindia barat Aceh.

2. Siklon Tropis Ragasa

Fenomena ini muncul di Laut Filipina, tepat di sebelah timur Pulau Luzon.

  • Kecepatan angin maksimum: 185 km/jam
  • Tekanan minimum: 925 hPa

Dalam 24 jam ke depan, intensitasnya diprediksi meningkat ke kategori 5 dengan arah menjauhi Indonesia. Walaupun tidak melintas langsung, dampaknya terasa di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat berupa hujan sedang hingga lebat. Selain itu, gelombang laut 1,25–2,5 meter diperkirakan muncul di perairan Kepulauan Sangihe–Talaud.

3. Bibit Siklon Tropis 92W

Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Pasifik, timur laut Papua, dengan peluang berkembang yang juga tergolong rendah.

  • Kecepatan angin maksimum: 20 knot
  • Tekanan minimum: 1.013 hPa

Meski dampaknya kecil, hujan sedang hingga lebat tetap mungkin terjadi di wilayah Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat, Papua Barat Daya, Maluku, Maluku Utara, hingga Sulawesi Utara.

Menurut BMKG, siklon tropis terbentuk karena adanya kombinasi faktor laut dan atmosfer di wilayah tropis, di antaranya:

  • Suhu permukaan laut hangat minimal 26,5°C hingga kedalaman 60 meter.
  • Atmosfer tidak stabil yang memicu terbentuknya awan Cumulonimbus.
  • Kelembapan tinggi di lapisan atmosfer menengah.
  • Lokasi lebih dari 500 km dari garis khatulistiwa agar gaya Coriolis cukup kuat.
  • Adanya pusaran angin atau gangguan atmosfer.
  • Perbedaan arah dan kecepatan angin antar lapisan tidak terlalu ekstrem.

Setiap siklon membawa pengaruh berbeda di wilayah Indonesia:

  • Bibit Siklon 98B → Memicu gelombang tinggi di Samudra Hindia barat Aceh dan Selat Malaka bagian utara.
  • Siklon Tropis Ragasa → Hujan sedang hingga lebat di Kalimantan Utara, Timur, dan Barat, serta gelombang 1,25–2,5 meter di Kepulauan Sangihe–Talaud.
  • Bibit Siklon 92W → Hujan lebat berpotensi terjadi di Papua, Maluku, Maluku Utara, hingga Sulawesi Utara.

BMKG menegaskan bahwa fenomena siklon tropis tidak dapat dihindari, namun dampaknya bisa diminimalkan dengan kesiapsiagaan. Nelayan, pelaku pelayaran, hingga masyarakat pesisir diminta untuk selalu memperhatikan peringatan dini cuaca agar terhindar dari risiko bencana.

[RWT] 



Berita Lainnya