Nasional

6 Gempa Bumi Paling Dahsyat yang Pernah Terjadi di Indonesia

Kaltim Today
22 Juni 2020 23:06
6 Gempa Bumi Paling Dahsyat yang Pernah Terjadi di Indonesia
Gempa Bumi di Aceh pada tahun 2004. (Foto: Twitter)

Kaltimtoday.co - Indonesia berada di wilayah Pacific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) yaitu daerah yang sering mengalami bencana alam seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

Menurut sejumlah penelitian, diperkirakan ada 500 ribu gempa yang terjadi setiap tahunnya. Sekitar 100 ribu di antaranya bisa dirasakan manusia.

Dari serangkaian gempa bumi yang terjadi di Indonesia, ada 6 gempa bumi yang tercatat paling dahsyat yang pernah mengguncang Indonesia.

Dirangkum Kaltimtoday.co dari berbagai sumber, berikut 6 gempa bumi paling dahsyat yang pernah mengguncang Indonesia:

1. Aceh (2004)

Minggu pagi 26 Desember 2004, sebuah peristiwa alam besar terjadi di dasar Samudera Hindia, lepas pantai Sumatera. Di dasar bumi, di kedalaman 30 kilometer, lempeng Hindia disubduksi oleh lempeng Burma.

Tepat pukul 07.58 WIB, gempa yang awalnya tercatat berkekuatan 9,1 skala Richter namun telah meningkat menjadi 9,1 dan 9,3 terjadi. Mengguncang hebat Pulau Sumatera, khususnya Aceh. Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 30 meter.

Dari Aceh, gelombang memantul ke 12 pantai di pesisir Samudera Hindia. Tidak hanya berdampak di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara yaitu Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, Thailand, Myanmar, Malaysia, Somalia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, dan Kenya.

Menurut ilmuan NASA, gempa dan tsunami yang diperkirakan menewaskan kurang lebih 230.000 jiwa ini turut berdampak pada rotasi bumi, memperpendek durasi satu hari selama 2,68 mikrodetik, sedikit mengubah bentuk planet manusia, dan menggeser Kutub Utara beberapa sentimeter.

2. Nias (2005)

Gempa bumi kembali melanda Sumatera pada 2005, terjadi pada 28 Maret 2005 pukul 23.09 WIB.

Pusat gempanya berada di kordinat 2° 04' 35? U 97° 00' 58? T, 30 km di dasar Samudra Hindia, sejauh 200 km sebelah barat Sibolga, di lepas pantai Pulau Sumatera, atau 1.400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak atau antara dua pulau, yaitu Pulau Nias dan Pulau Simeulue.

Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.

Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi. Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, yaitu Gempa Bumi Samudra Hindia 2004. Akibat gemba bumi ini, tercatat 1.346 orang meninggal dunia.

3. Pangandaran (2006)

Pada 17 Juli 2006, Pulau Jawa diguncang gempa, tepatnya di lepas Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Gempa ini berkekuatan magnitudo 7,7 dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 21 meter.

Tinggi gelombang saat itu lebih tinggi dari perkiraan tinggi gelombang yang dihasilkan dari gempa berkekuatan magnitudo 7,7.

Gempa Pangandaran ini disebut sebagai "Tsunami Earthquake" sebagaimana dijelaskan oleh Kanamori (1972).

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban yang ditimbulkan dari bencana ini adalah 668 orang tewas, 65 hilang dan diasumsikan tewas, sementara 9.299 orang mengalami luka-luka.

4. Jogjakarta (2006)

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik.

Gempa yang berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) atau 6,3 SR menurut perhitungan Balai Survei Geologi Amerika Serikat (USGR) memiliki kedalaman 7,5 km.

Tak hanya korban meninggal, gempa Jogja mengakibatkan banyak rumah yang rata dengan tanah. Bahkan para korban dilarikan ke rumah sakit menggunakan bus, mobil atau berjalan kaki.

Namun jumlah rumah sakit yang menampung dan jumlah dokter tidak sebanding dengan banyaknya korban yang harus menjalani perawatan. Akibat gempa ini, jaringan komunikasi terputus dan warga yang mengungsi mencapai 200.000 orang.

Gempa Jogja merupakan salah satu gempa yang menelan banyak korban jiwa di Indonesia. Karena bencana itu, tercatat 6.234 orang meninggal dunia.

5. Padang (2009)

Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 ini meluluhlantakkan Kota Padang dan sejumlah kota lain di Sumatera Barat.

Gempa Bumi ini terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.

Gempa dahsyat ini menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Korban tewas akibat Gempa Bumi Padang mencapai 1.117 jiwa.

6. Donggala, Palu (2018)

Gempa bumi ini terjadi pada Jumat, tanggal 28 September 2018 dan terjadi beberapa kali (multiple). Gempa paling kuat sebesar 7,4 SR terjadi pada pukul 18.02 Wita (17.02 WIB), diikuti gelombang tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi bagian utara.

Pusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km.

Gempa ini terjadi karena pergeseran sesar mendatar dari sesar Palu-Koro yang membentang dari utara-barat laut ke selatan-tenggara di sepanjang pegunungan Sulawesi Tengah.

Sesar Palu-Koro termasuk sesar yang paling aktif, laju pergerakan di sepanjang Sesar Palu-Koro diperkirakan berada di kisaran 30-40 mm per tahun.

Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar.

Gempa ini memicu tsunami hingga ketinggian 1,5 meter hingga 3 meter di Kota Palu dan Donggala.

Gempa ini tak hanya diikuti gelombang laut raksasa, tapi juga fenomena tanah bergerak atau biasa disebut likuifaksi.

Korban tewas akibat peristiwa ini mencapai lebih dari 2.113 orang, 1.309 orang hilang, sementara korban luka-luka sebanyak 4.612 orang yang tersebar di berbagai rumah sakit.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya