Daerah

AJI Samarinda Gelar Diskusi Smelter Nikel Sangasanga, Bahas tentang Dampak Investasi, Tenaga Kerja hingga Lingkungan

Kaltim Today
30 Oktober 2023 19:14
AJI Samarinda Gelar Diskusi Smelter Nikel Sangasanga, Bahas tentang Dampak Investasi, Tenaga Kerja hingga Lingkungan
Diskusi publik tentang Smelter Nikel Sangasanga di Bagios Cafe, Senin (30/10/23).

Kaltimtoday.co, Samarinda - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda menggelar diskusi publik tentang Smelter Nikel Sangasanga di Bagios Cafe, Senin (30/10/23). Ini merupakan refleksi dari liputan Klub Jurnalis Investigasi (KJI) dengan judul "Pabrik Smelter Nikel Sangasanga: Investasi Elite, Pekerja Sulit".

Jurnalis Muhibar Ary berbagi pengalaman, bagaimana tim memulai liputan pada Mei, menyoroti isu-isu tenaga kerja dan dampak lingkungan sebelum publikasi di Agustus.

“Dari situ kami mulai liputan selama tiga bulan dan dipublikasi pada Agustus,” terang Ary.

Fathur Roziqin Fen selaku Direktur Walhi Kaltim, membahas nuansa negatif dalam diskusi energi dan sumber daya alam di Kaltim. Ia menekankan dampak smelter nikel sebagai upaya hilirisasi energi dengan tantangan teknologi dan ekologi.

Direktur Walhi Kaltim Fathur Roziqin Fen menjelaskan, perbincangan soal isu energi dan sumber daya alam, kerap di-tone negatif. Transisi energi mungkin sebagian terasa terlalu jauh untuk wilayah yang akses energinya masih terbatas. Bahkan kota-kota besar di Kaltim baru-baru saja menikmati listrik tidak biarpet.

Smelter nikel ini bagian dari upaya hilirisasi energi. Industri ini padat modal. Nilai investasi kerap membuat ilusi kesejahteraan. Ternyata teknologi smelter ini hulunya juga bermasalah.

"Dampak industri ini pada pekerja dan lingkungan harus menjadi fokus. Banyak warga telah mengungkapkan keprihatinannya," kata Fen.

Transisi energi yang ditawarkan adalah solusi palsu. Di satu sisi dia mempopulerkan isu iklim, tapi di sisi lain sebenarnya juga merampas ruang hidup dan lingkungan.

“Segala macam risiko industri menjadi kabur dan sumir,” sambungnya.

Sementara itu, Dinamisator Jatam Kaltim Mareta Sari menambahkan, Sangasanga yang menjadi lokasi smelter sudah menanggung banyak industri. Seperti pertambangan batu bara, migas, hingga perkebunan sawit. 

Adanya nikel ini, tidak hanya hilirisasi. Tetapi juga agenda ekonomi. Namun sayangnya, ternyata juga kesejahteraan di industri ini bermasalah. Harga nikel tidak stabil dan tidak benar-benar membuat kaya.

“Logika yang dibangun adalah apabila biji nikel diolah jadi stainless steel, naiknya 19 kali lipat. Kalau meningkat, mengejar ekonomi juga. Tetapi masih kerap bermasalah soal gaji,” tegas Mareta.

Sementara itu, perspektif tenaga kerja dibahas oleh Marwansyah dari Serikat Buruh Samarinda (Serinda), yang menyoroti tantangan yang dihadapi pekerja lokal dan asing, termasuk isu rasisme dan kontrol investor.

“Padahal negara sudah sadar, datangnya pekerja asing, berarti negara gagal menyiapkan SDM untuk industri ini,” paparnya.

Marwansyah menambahkan, mengenai kecelakaan kerja seharusnya dapat diusut lebih lanjut. TKA juga punya persoalan sama dengan pekerja Indonesia. Banyak TKA yang tertipu dengan jam kerja yang tidak normal dan tidak sesuai dengan kontrak.

Kasi Norma (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) K3 Dedy Nugroho Disnaker Kaltim mengatakan, dari data yang dia miliki, ada 276 TKA Tiongkok. Pekerja sebenarnya wajib memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA). Namun ketentuannya setelah bekerja selama tiga bulan. 

“Memang dari monitoring kami, masih banyak yang belum memiliki RPTKA. Alasannya, masih ada yang belum tiga bulan dan pakai visa tenaga kerja,” jelas dia.

Diakuinya, serikat banyak membantu pihaknya untuk monitoring, memang banyak kejadian yang tidak sesuai harapan. Namun, dia menegaskan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengawal urusan ketenagakerjaan.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya